Penilaian Dirty Angels, Operasi Pembebasan Sandera yang Berantakan

Eva Green jadi tentara galak yang menyusuk ke sarang teroris

dirty-angels.jpg

GENRE: Action

ACTORS: Eva Green, Maria Bakalova, Ruby Rose

DIRECTOR: Martin Campbell

RELEASE DATE: 3 Januari 2025

RATING: 3/5

Martin Campbell, sutradara legendaris di balik kesuksesan GoldenEye dan Casino Royale, kembali mengarahkan film aksi Dirty Angels di usia 81 tahun. Sebagai seorang pembuat film yang telah malang melintang di dunia perfilman, Campbell membawa pengalamannya yang luas untuk menyutradarai cerita tentang misi penyelamatan berisiko tinggi di Afghanistan.

Eva Green memimpin film ini sebagai Jake, seorang Army Ranger yang keras kepala dan tidak mengenal kompromi. Meski premisnya menjanjikan, Dirty Angels tidak cukup kuat untuk berdiri sejajar dengan karya-karya terbaik Campbell sebelumnya.

Film ini mencoba memadukan elemen aksi dengan latar belakang geopolitik yang kompleks, tetapi hasil akhirnya terasa tidak seimbang. Keberanian Campbell dalam mengambil proyek seperti ini patut diapresiasi, tetapi eksekusinya bisa kamu nilai di bawah ini.

1. Cerita Ambisius yang Kurang Matang

Dirty-Angels-2024-Movie-Ending-Explained-scaled.jpgDok. Lionsgate

Dirty Angels membawa penonton ke dunia yang keras di Timur Tengah, di mana Jake dan timnya ditugaskan menyelamatkan lima siswi yang diculik oleh kelompok militan. Meskipun cerita ini memberikan peluang besar untuk menggambarkan keberanian dan solidaritas perempuan dalam situasi berbahaya, film ini justru terlalu fokus pada politik dan pengembangan dunia yang terasa dangkal.

Banyak waktu dihabiskan untuk membangun alur intrik, seperti aliansi dengan kelompok lokal yang sering kali berujung pada pengkhianatan. Namun, elemen-elemen ini tidak digarap cukup dalam untuk memberikan dampak emosional yang berarti. Pada akhirnya, alur cerita terasa terlalu rumit untuk sebuah film aksi yang seharusnya lebih lugas.

Selain itu entah mengapa penulis naskah film ini hobi sekali memberikan "one liner" di ujung adegan. Sehingga meninggalakan rasa pahit yang terasa cheesy di setiap babaknya.

Baca Juga: Penilaian Film The Prosecutor, Donnie Yen jadi Jaksa!

2. Minimnya Adegan Aksi dan Karakter yang Kurang Berkesan

MV5BYjE1M2VkZmEtNzYyMS00NjUxLWFiZmEtNDM0MzAwZmQ5NDQyXkEyXkFqcGc@._V1_FMjpg_UX2160_.jpgDok. Lionsgate

Sebagai film aksi, Dirty Angels mengecewakan karena jumlah adegan aksi yang terlalu sedikit. Adegan aksi besar pertama baru muncul setelah lebih dari separuh durasi film, dan bahkan klimaksnya terasa tergesa-gesa.

Hal ini tentu saja menjadi masalah utama, mengingat genre film ini seharusnya menawarkan aksi yang seru dan intens. Selain itu, para karakter juga kurang digarap. Jake, yang diperankan oleh Eva Green, tampil tegas tetapi terjebak dalam karakter yang datar dan kurang emosional.

Anggota tim lainnya, seperti Ruby Rose dan Maria Bakalova, hanya diberikan peran sekadarnya dengan sedikit cerita latar belakang. Koneksi emosional yang seharusnya dibangun melalui hubungan antarkarakter tidak terasa, sehingga momen-momen penting dalam film kehilangan daya tariknya.

Berbicara mengenai karakter, film ini lagi-lagi menyuntikan berbagai desain karakter yang kurang masuk akal untuk beraksi di negara yang memiliki aturan ketat terhadap perempuan. Kamu pasti akan paham dengan maksud kami mengingat para karakter yang ada di dalam film ini memiliki beberapa "ciri" yang mencolok.

3. Keahlian Teknis yang Oke

dirty-angels-movies-he-gallery-01.jpgDok. Lionsgate

Campbell tetap menunjukkan penguasaan teknis yang luar biasa dalam beberapa adegan aksi. Contohnya, penggunaan teknik rack focus saat adegan sniper memberikan sentuhan visual yang efektif. Sayangnya, pendekatan ini tidak cukup untuk membuat Dirty Angels menonjol di tengah persaingan film aksi modern.

Dengan hadirnya film-film seperti John Wick yang membawa inovasi dalam koreografi aksi, gaya Campbell terasa ketinggalan zaman. Ditambah lagi, nuansa film yang terlalu serius dan kurang humor membuat pengalaman menontonnya terasa berat. Bahkan, momen ringan seperti lelucon Harry Potter terasa aneh dan tidak pada tempatnya.

Secara keseluruhan, Dirty Angels adalah film yang kompeten secara teknis tetapi gagal memberikan pengalaman emosional dan hiburan yang memuaskan. Meskipun mungkin tidak menjadi salah satu karya terbaik Campbell, film ini tetap menjadi pengingat akan dedikasi seorang veteran yang terus berkarya di usia senja.

https://www.youtube.com/embed/YBwoSa3n8Yc

Baca Juga: Penilaian Sonic the Hedgehog 3, Adaptasi Video Game Terbaik Tahun Ini

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU