The Struggle of a demigod, against the powers of the gods of Olympus and beyond. Tema itulah yang dijadikan inti dari 2 film seri Titans ini (Clash - 2010 dan Wrath - 2012). Walau dihiasi dengan efek – efek CG yang fantastis dan aktor sekaliber Liam Neeson dan Sam Worthington, ternyata tidak bisa menyelamatkan 2 film ini dari banyak kritik pedas lho… Yuk mari baca selengkapnya untuk tahu alasannya ^^
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Clash of the Titans “Between Gods and Men The Clash Begins” Title: Clash of the Titans Directed By: Louis Leterrier Release Date: April 2, 2010 Starring: Sam Worthington, Gemma Arterton, Liam Neeson Studio: Legendary Pictures Distributed By: Warner Bros. Pictures Running Time: 106 Min. Pemberontakan manusia kepada para dewa melibatkan seorang nelayan sederhana bernama Perseus masuk ke dalam peperangan maut. Setelah keluarga Perseus meninggal di tangan Hades, Ia bersumpah akan membalas dendam. Raja Cepheus penguasa kota Argos, meminta tolong kepada Perseus untuk menyelamatkan kotanya dari monster laut perkasa “Kraken”, setelah ultimatum dari Hades yang menginginkan putri Andromeda dari Argos untuk dikorbankan karena telah membangkang kepada para dewa. Perseus yang setelah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang “demigod” (setengah manusia – dewa) anak Zeus, bersedia untuk mengelilingi Yunani untuk mencari senjata pemungkas untuk mengalahkan Kraken. Dibantu oleh pasukan elite dari Argos yang dipimpin oleh Draco, seorang gadis semi-immortal, seorang Djinn dan bantuan dari ayahanda tercinta, Perseus menjadi ujung tombak dari perang manusia melawan para dewa. httpv://youtu.be/TIB5nfeEAdc Lanjut ke halaman 2 untuk Wrath of the Titans Wrath of the Titans “Feel the Wrath of the God Eater” Title: Wrath of the Titans Directed By: Jonathan Liebesman Release Date: March 30, 2012 Starring : Sam Worthington, Rosamund Pike, Liam Neeson Studio: Legendary Pictures Distributed By : Warner Bros. Pictures Running Time: 99 Min. Satu dekade setelah event di film pertama, Perseus sudah memiliki anak bernama Helius dan hidup bahagia sebagai nelayan di desa kecil. Semua terasa tenang dan damai sampai suatu hari Zeus muncul dan memberitahu bahwa kehancuran akan segera datang, karena Cronos sang Titan akan lolos dari Tartarus (Penjara para Titans). Tak menggubris peringatan ayahnya, Perseus melanjutkan hidupnya seperti biasa hingga seekor chimera yang terlontar dari Tartarus mengunjungi desanya. Menyadari bahwa keselamatan anaknya tidak akan terjamin, akhirnya Perseus setuju untuk membantu Zeus menyelamatkan dunia (lagi). Bersekutu dengan Ratu Andromeda (yang dulu diselamatkan dari Kraken), sang navigator nyentrik Argenor (seorang demigod, anak dari Poseidon) dan beberapa pasukan berani mati, Perseus bertualang kembali untuk menyelamatkan Zeus sekaligus mencari senjata sakti untuk menaklukkan Cronos. httpv://youtu.be/Xs7fzOrUopc Dibalik semua efek CG yang menghiasi kedua film berbudget tinggi ini, ternyata tidak diimbangi story apik. Alur cerita yang hampir sama di kedua film juga membuat dahi penonton jadi berkerut. Belum lagi keanehan – keanehan lain yang menghiasi sepanjang film. Apa saja sih? Yuk lanjut ke halaman 3 ^^ Selanjutnya, artikel saya ini akan mengandung beberapa “spoiler!” You have been warned!! || The Poster || [/caption] Perseus menunggang pegasus dengan senjata di tangan, terbang ke arah bos terakhir. Yap, hanya ada satu perbedaan kedua poster film ini. Satu menghadap arah kanan, dan satu ke arah kiri. Memang sih ada poster – poster varian yang lain, tapi yang paling menarik perhatian saya adalah yang ini. Selain itu, poster yang melibatkan seluruh pemain utama juga terlihat epic. Lanjut ke halaman 4 untuk perbandingan para Heroes-nya... || The Heroes || Clash: [/caption] Petualangan perdana Perseus tentu tidak seorang diri. Ia juga ditemani sekelompok pasukan elite dari Argos yang dipimpin oleh komandan mereka, Draco. Beliau juga yang mengajari Perseus seni berpedang secara kilat yang tampaknya dikuasai dengan sempurna oleh Perseus. Ada juga komrade yang semi – mistis, yaitu seorang Djinn dari padang pasir dan juga Io, si gadis yang terkutuk. Wrath: [/caption] Bergabungnya seorang demigod lagi tidak membuat perjalanan Perseus kali ini jadi lebih mudah. Ditambah lagi sang Ratu dan beberapa tentara memenuhi kuota team Perseus kali ini. Di tengah perjalanan, akan ada lagi seorang dewa pandai besi yang akan berkontribusi dalam petulangan mereka. My Oppinion: Jujur, saya tidak melihat tujuan lain dari pasukan yang ikut ke perjalanan berbahaya ini selain menjadi tumbal. Pada seri pertama, beberapa pasukan elite tewas pada saat pertarungan melawan Scorpioch (perkecualian dua mercenary yang kembali ke Argos) dan sisanya dihabisi saat melawan Medusa…. Io sendiri tampaknya hanya berfungsi memberikan backstory bagi Perseus sekaligus menjadi eye-candy dan akhirnya harus meninggal dengan dramatis. Seri Kedua juga demikian, pasukan elite ini hanya jadi makanan kecil bagi cyclops dan kemarahan seorang dewa perang. Belum lagi alasan sang Ratu yang sangat penting bagi kerajaan Argos, namun memutuskan untuk ikut dengan Perseus menyongsong maut (either she’s got balls, or just not that smart XD). Agenor yang juga tampaknya tidak punya kekuatan super human sedikitpun bisa lolos dari maut, padahal saya berharap dia tewas di tengah – tengah movie, hihihihihi ^^ Trivia: [/caption] Sekilas tokoh “Djinn Suleiman” (Clash) terlihat mirip dengan tokoh “Garrus” dari serial Mass Effect. Saat pertarungan melawan Medusa, diperlihatkan bahwa Djinn tidak terpengaruh kekuatan Medusa yang bisa mengubah mahluk hidup menjadi batu. Menurut mitologinya, berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah, Djinn diciptakan dari "api tak berasap." Sempat juga terlihat Djinn memperlihatkan jantungnya yang tampak seperti kobaran api berwarna biru, tak lama kemudian dia melakukan “self-destruct” untuk membantu Perseus. Kenapa dia melakukan itu? Bukankah lebih baik jika dia mengambil pedangnya dan memenggal kepala Medusa? Ah, entahlah…. Ok, lanjut ke halaman 5 untuk perbandingan selanjutnya... || The Love Interest || Clash : [/caption] Io adalah gadis misterius yang dikutuk oleh Poseidon agar tak bisa menua karena menolak tawaran perbobokan (kegiatan dimana pria bobok bareng dengan wanita, red.) dari dewa laut ini. Hal ini sepertinya tidak terlihat sebagai kutukan, I mean… look at Medusa for God sakes ==a (akan dijelaskan nanti ^^). Gadis (atau nenek…) ini juga mengatakan bahwa dia sudah selalu melihat pertumbuhan Perseus dari kecil hingga dewasa, karena dia yakin bahwa hanya Perseus yang punya kesempatan melawan para dewa (ehem – ehem…. Ada bau – bau stalker nih). Wrath: [/caption] Damsel-in-distress turns warrior Queen Andromeda. Yap, dalam kurun waktu 10 tahun, sang putri muda telah dilatih dalam seni beladiri dan taktik perang. Kemungkinan dalam rangka menjadi pemimpin peperangan dengan para dewa. Dibalik semua sifat cueknya, ternyata diam – diam Andromeda naksir Perseus. Terlihat dari percakapannya dengan sang demigod "duren" (duda keren) yang selalu update dengan status – status terbarunya ^^. My Oppinion: Tipikal genre action "1-orang-menyelamatkan-dunia," kurang afdol rasanya bila sang jagoan utama harus jomblo di akhir movie. Pilihan pertama si demigod ini adalah si ageless Io, yang umurnya entah terpaut berapa tahun (ratusan?). Dari pernikahan pertama ini mereka dikaruniai seorang anak bernama Helius. Mungkin banyak yang bertanya, bukankah Io sudah meninggal di tengah movie? Benar, namun akhirnya Zeus membangkitkannya di ending movie. Ya iyalah, jangan sampai Io meniru jejak Suzzana dan “Beranak Dalam Kubur.” Saya sih lebih condong kepada Queen Andromeda yang super tajir dan super cantik, hehehe….. (matre detected ^^). Trivia : [/caption] Setelah Djinn Suleiman, sekarang ada lagi nih selebrity look-a-likes dari Clash of the Titans. Gemma Arterton (pemeran Io), pernah juga berperan sebagai Princess Tamina di Prince of Persia. Pada perannya kala itu, doski ternyata sekilas mirip dengan arcis bhule bheken yang bhernamya Cinca Lhora Kiehl (AKA. Cinta Laura). Pelantun tembang “Baby Baby” ini kurang terdengar lagi kabarnya dewasa ini, disinyalir karena sedang menempuh masa study di luar negeri. [/caption] On the other hand, Rosamund Pike sebelumnya pernah berperan sebagai Dr. Samantha Grimm. Adik dari anggota Special Forces dengan Code name “Reaper” di film adaptasi game, Doom. Perannya di sini sebagai salah seorang ilmuwan yang meneliti virus alien di Mars. Balik ke halaman selanjutnya, saya akan mengajakmu mengenal makhluk mitos yang muncul selama perjalaman Perseus... || The Creatures || Clash: [/caption] Perjalanan perdana Perseus tidak akan semudah itu. Mulai dari kalajengking raksasa hingga monster laut raksasa akan menghadang langkahnya. Pertarungan yang lumayan menarik adalah saat melawan si gadis ular Medusa. Kemampuan panah yang mumpuni dan matanya yang mampu membuat pria – pria menjadi batu, team Perseus benar – benar dibuat kocar – kacir saat melawannya di reruntuhan kuil kuno. Wrath: [/caption] Seri kedua ini benar – benar menonjolkan creature – creature yang akan ditemui oleh Perseus. Pihak publisher membuatkan poster khusus dengan masing - masing creature sebagai bintangnya. Makhluk – makhluk jebolan Tartarus ini dipimpin oleh sang Titan Cronos untuk menghancurkan semua yang menghalangi jalannya. Bisakah tentara – tentara Argos yang bersenjata tameng dan pedang melawan mereka? My Oppinion: Dahulu menyelamatkan Argos, sekarang Perseus naik level harus menyelamatkan dunia dengan mengalahkan Cronos sang Titan, the God Eater. Seri pertama serasa kurang greget bila dibandingkan dengan battle – battle di seri kedua ini (kecuali pertarungan melawan Medusa). Paling memorable adalah battle melawan Chimera, Perseus tidak sekadar menggunakan brute force, melainkan menggunakan akalnya untuk menaklukkan hewan biadab ini. Event tadi seakan menjadi dobrakan yang membuat penonton berpikir, “Wah battle pertama saja sudah epic, pasti yang berikutnya akan lebih keren.” Ternyata tidak, setelah pertarungan tadi seluruh movie seakan mengalami penurunan dalam hal aksi. Battle tersingkat adalah saat melawan Kraken (itupun kalau bisa disebut battle) serasa Perseus menggunakan cheat Chuck Norris Mode: ON! Trivia: Chimera (baca : Khimaira) menurut mitologi Yunani adalah mahkluk penyembur api gabungan dari berbagai hewan buas. Secara umum, singa, kambing, ular, naga dan kelelawar. Chimera juga masih satu keluarga dengan mahkluk mitologi lain semacam hydra dan cerberus. Konsep kepala Chimera dalam seri Wrath terbilang unik dan berbeda dengan konsep chimera sebelumnya. Menggunakan dua kepala, satu mengeluarkan minyak dan lainnya memercikkan api, maka akan menghasilkan kobaran api. Perseus dengan kecerdikkannya berhasil menggunakan senjata hewan ini sendiri untuk mengalahkannya. Chimera Battle Video httpv://youtu.be/JRSKMUF1PU8 Lanjut ke halaman 7 untuk kenalan dengan para mini-boss... || The Mini Bos || Clash: [/caption] Battle terakhir sebelum boss utama dalam seri ini diwakili oleh seorang raja yang dikutuk menjadi monster mengerikan bernama Calibos. Setengah Satyr setengah manusia, dibekali dengan kekuatan super-human pemberian Hades. Perseus melawan Calibos dengan penuh kemarahan, sekaligus iba… karena belakangan diketahui kalau ternyata Calibos adalah ayah tirinya sendiri. Wrath: [/caption] Berita bagusnya, saudara tiri Perseus ternyata adalah sang dewa perang sendiri. Berita buruknya, dia ingin membunuh Perseus. Terbutakan oleh rasa bencinya kepada Perseus yang selalu di-anak-emaskan oleh Zeus, Ares akhirny berbalik mengkhianatinya saat Hades berencana membangkitkan Cronos. Terpacu dengan kesempatan untuk membuktikan kehebatan dirinya, Ares berusaha dengan segenap tenaga untuk menghancurkan usaha Perseus dan kawan – kawan. Sebagai seorang dewa Perang yang jauh lebih superior dari demigod pas – pasan seperti Perseus, bagaimanakah cara perseus mengalahkan seorang dewa yang makanan sehari – harinya adalah berperang? My Oppinion: Tidak ada cara lebih baik untuk mengaduk emosi penonton sebelum klimaks dengan cara memberikan semacam mini-boss fight sebelum boss terakhir yang berakhir dengan dramatis. Dua seri Titans ini memberikan dua anggota keluarga tiri Perseus untuk diadu hingga titik darah penghabisan. Di seri pertama Perseus masih memiliki semacam Lightsaber Sword untuk melawan Calibos. Sedangkan berikutnya Perseus walau memiliki trident Poseidon dan tongkat Hades, ternyata masih kesulitan melawan Ares. Walau terkesan agak maksa, Perseus akhirnya bisa menaklukkan mereka like-a-boss. Trivia: [/caption] Menurut Mitologi, Titans adalah dewa – dewa perkasa pertama yang muncul. Mereka adalah Gaia, Titan Tanah/Bumi (Earth), dan Uranus, Titan Langit (Sky). Mereka menghasilkan 12 Titan generasi berikutnya yang bernama, Oceanus, Hyperion, Coeus, Cronus, Crius dan Iapetus. Dan yang wanita adalah Mnemosyne, Tethys,Theia, Phoebe, Rhea dan Themis. Cronus dan Gaia (uhuk-uhuk-Incest-uhuk) menghasilkan dewa generasi berikutnya (Poseidon, Hades, Zeus, dkk). Karena takut dengan kekuatan anak - anaknya yang suatu hari berpotensi menggulingkan kuasa Cronos, Ia pun memakan anak - anaknya (hence the name, God Eater) kecuali Zeus. Akhirnya Zeus yang selamat pun bertarung dengan Cronos, merobek perutnya hingga anak - anaknya yang telah dimakan keluar semua dan mengalahkan Cronos serta menguncinya dalam Penjara Titan, Tartarus. Event ini dikenal dengan nama “Titanomachy.” Meskipun kedua seri Titans ini menggunakan kata – kata “Titans” dalam judulnya, namun pada seri pertama tidak ada titan yang nampak. Cronos baru muncul pada seri kedua, itupun hanya satu, tidak jamak (Titan”s”). Jadi, bukankah seharusnya judulnya diganti menjadi “Clash of the Gods”? Tetapi tidak apa – apalah, dibandingkan dengan judul – judul fantastis seperti “Hantu Titans Goyang Pinggul,” “Titans Keramas,” “Pacar Titans Perawan,” atau “Kung Fu Titans”… rasanya judul ini masih bisa ditolerir ^^. Dan klik halaman terakhir, untuk konklusi artikel Head 2 Head ini... || The Final Boss and Ending || Clash and Wrath : Event klimaks kedua film ini sudah tercetak jelas pada posternya. Mengikuti rumus yang sama; menunggang pegasus, mendapat bantuan dewa – dewa, menggunakan senjata ultimate = Menang. Jangan lupa dihiasi dengan happy ending dan adegan kiss dengan heroine utama J. Boring. My Oppinion: Event klimaks dari suatu movie merupakan event puncak yang seharusnya bisa membuat penonton puas, bertanya – tanya, atau bahkan geregetan karena cliffhanger yang disuguhkan sutradara. Kata – kata yang seharusnya keluar dari penonton; “Wah, bagus ya!” atau “Yah kok habis?” atau mungkin, “Terus selanjutnya bagaimana ya?” dll. Bukannya, “Lho, hanya segini saja?” Film – film lama dengan ending yang menarik menurut saya, The Shawn Shank Redemption, Flypaper, Rocky, Con Air, The Raid, Merantau, dsb. Film – film tersebut berhasil memainkan emosi penonton hingga masuk ke dalam cerita, empati terhadap karakter utama dan akhirnya harus merasa enggan meninggalkan bioskop setelah credit rolls. Sensasi itulah yang menurut saya masih kurang dalam seri Titans ini. Saran saya, ketika menonton dwilogi Perseus ini… tontonlah dengan santai dan tidak usah serius sembari menikmati efek – efek CG yang memanjakan mata. Sekian dari saya, selamat menonton ^^ Suka dengan artikel seperti ini? Jika ya, mohon di “LIKE” ya! Jika tidak, tetap di LIKE juga ya, agar saya bisa berkembang lebih baik lagi. Thank you!