TUTUP

Review Neo Yokio: Serial Pseudo-Anime Yang Gagal Terlihat Keren dan Memeable!

Neo Yokio adalah sebuah serial yang gagal terlihat keren dan memeable akibat cerita yang berantakan, animasi yang tidak niat, dan ego dari Jaden Smith yang seolah menghancurkan semuanya

Neo Yokio adalah sebuah serial yang gagal terlihat keren dan memeable akibat cerita yang berantakan, animasi yang tidak niat, dan ego dari Jaden Smith yang seolah menghancurkan semuanya

“Bagaimana sebuah cermin bisa menjadi nyata jika mata kita tidak nyata” “Jika kita semua keluar dari sekolah kita akan mempunyai masyarakat yang lebih pintar” “Ketika kamu pesta aku di treadmill, ketika kamu tidur aku di treadmill, ketika aku tweet aku di treadmill. Ingat itu.” “Momen dimana kamu buang air kecil begitu nyaman sampai kamu menangis” “Apa definisi dari “cahaya”?” “Pohon tidak pernah bersedih coba pandangi mereka sekali sejenak, mereka indah” “Semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk bangun semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk tidur” Kata-kata yang inspiratif, motivasional, dan mampu menguggah iman ini datang dari anak hasil pasangan Jada Pinkett Smith dan Will Smith bernama Jaden Smith melalui akun Twitternya. Aktor muda yang terkenal berkat film The Karate Kid ini sering mengeluarkan cuitan yang epik, bombastis, dan fantastis. Saking epiknya pengikutnya tidak mengerti apa yang ia katakan karena sudah “melebihi nalar manusia normal”. Dengan cuitan seperti itu Jaden Smith menjadi salah satu sosok yang nyentrik di dunia maya dengan cuitan ngaconya. Apa jadinya jika tweet aneh yang tentu saja meme-able ini menjadi sebuah serial animasi atau lebih ultimate lagi serial anime? Jawabannya adalah Neo Yokio. [duniaku_adsense] Neo Yokio merupakan serial anime yang dibuat oleh vokalis dan gitaris dari band indie super populer Vampire"> Weekend bernama Ezra Koening. Serial anime ini diproduksi oleh studio anime terkenal Studio Deen dan Production I.G. yang sudah melahirkan banyak anime bagus seperti Attack on Titan salah satunya. Anime ini telah ditayangkan oleh Netflix pada 22 September 2017 kemarin. Lalu seperti apa cerita dari Neo Yokio sampai bisa menghasilkan meme dan dihujat oleh pecinta anime dan serial TV secara keseluruhan. Apa yang membuat Neo Yokio sama ngaconya dengan petikan cuitan Jaden Smith di atas?

Sinopsis

Neo Yokio bercerita tentang sebuah kota bernama sama dimana kota tersebut adalah kota yang paling hebat di dunia. Cerita berpusat kepada seorang pengusir setan bernama “Magistocrats” yang mendapat kedudukan tertinggi di masyarakat berkat jasa mereka membasmi setan yang membawa kehancuran di abad ke-19. Serial ini berkisah tentang Kaz Kaan (Jaden Smith), seorang magistokrat yang labil dan kaya serta kepala pelayannya sebuah robot bernama Charles (Jude Law). Ia harus bisa menyeimbangkan hidupnya menjadi seorang remaja yang kaya dan fashionista dengan tugasnya sebagai pembasmi setan yang dikelola oleh Aunt Agatha (Susan Sarandon). Pandangan ia terhadap Neo Yokio berubah ketika ia melakukan eksorsisme seorang fashion blogger bernama Helena St. Tessero yang langsung menjadi seseorang yang anti-kapitalis, hikikomori, dan sering menghina status sosial dan fashion yang diagungkan oleh Kaz.

Premis Cerita yang Aneh

Neo Yokio mempunyai cerita yang cukup absurd. Neo Yokio seolah mengambil semua kultur dan meme dari internet yang mereka anggap keren dan mengolahnya menjadi suatu serial anime. Mereka seolah-olah membuat cerita dengan mindset Buzzfeed dengan harapan bahwa ceritanya akan menarik untuk millenial seperti “gadis ini ternyata penganut paham anti-kapitalisme”, “fashion adalah kebohongan korporat dan ini buktinya”, “Channel dan Burberry adalah fashion yang paling lit untuk abad ini” dengan gaya ironi dan ingin menjadi sebuah dark comedy serta sindiran terhadap kaum millenial saat ini. Sayangnya, keabsurdan itu tidak dirubah menjadi sesuatu yang maksimal oleh tim pembuat cerita ini dan hasilnya cerita dalam Neo Yokio terkesan aneh dan tidak nyambung sama sekali. [read_more id="341979"] Neo Yokio seolah kebingungan membawakan ceritanya apakah mau dibawakan dengan tema episodik atau kontinyu dan ini menyebabkan cerita dari serial ini tekesan terburu-buru, trainwreck di ending, dan terkesan tidak ada konteks serta pesan yang ingin disampaikan. Ezra Koening sebagai konseptor cerita seolah men-copy paste kultur internet dan hal kekinian secara mentah-mentah sehingga hasilnya malah menjadi tidak keren. Homage yang diberikan dalam serial ini memang diambil dari beberapa anime dan kultur pop seperti Unicorn Gundam (terpampang jelas di pelayan mecha Kaz), Ranma ½, Formula 1, beberapa iklan jadul Jepang, Ao No Exorcist, dan masih banyak lagi. Tetapi referensi dari serial ini terkesan aneh dan kesannya malah jadi parodi yang tidak lucu dan ngaco ketimbang menjadi sebuah homage atau referensi. [duniaku_adsense] Referensi sosialita di serial ini juga membingungkan bagi penonton awam, Neo Yokio seolah berkata kepada penontonnya bahwa "kami kaya, sedangkan kamu tidak jadinya kami bisa berbuat apa saja hahahahaha".

Lalu bagaimanakah lanjutan review dari Neo Yokio? Simak lanjutannya di halaman berikutnya

Animasi yang Tidak Rapi

Bukan hanya dari segi cerita, Neo Yokio juga berantakan dari segi animasi. Production I.G. yang sebelumnya dikenal di kalangan pecinta anime berkat kebagusan dan kemolekan dari animasi dan visual yang mereka sajikan, di Neo Yokio mereka seolah makan gaji buta dan membuat animasi yang bisa dibilang tidak niat dan tidak rapi. Animasi yang ada di Neo Yokio banyak yang tidak mulus dan terkesan biasa saja. Adegan action dimana Kaz bertarung melawan setan disajikan dengan begitu datar dan tidak hidup, animasi action yang harusnya menjadi faktor yang membuat orang takjub dengan visualnya malah dihadirkan biasa saja dan berantakan sehingga alih-alih membuat orang takjub yang ada malah menganggu cerita.

Pemilihan Pengisi Suara yang Terdengar Tidak Niat

Dari segi pengisi suara, pemilihan pengisi suara yang ada di dalam serial ini terkesan aneh dan ironis jika melihat dari latar belakang pemainnya. Ambil contoh, karakter Helena St. Tessero yang selalu memikirkan bahwa fashion dan budaya adalah penistaan terhadap kehidupan yang sebenarnya, karakter ini dimainkan oleh Tavi Gevinson yang merupakan pemilik media online fashion terbesar untuk kalangan remaja cewek dan dijuluki oleh media di Amerika sebagai “Queen of Millenial”. Ironis bukan? [duniaku_adsense] Nama-nama besar seperti Jude Law pun tidak membantu serial ini menjadi lebih baik. Pengisi suara yang ada di dalam Neo Yokio seolah tidak niat dan tidak mempunyai emosi di dalamnya. Jaden Smith yang didapuk menjadi pameran utama malah terdengar paling tidak niat dan sangat datar. Ia terlihat sangat gugup dalam mengucapkan dialog yang ada dan terdengar tidak lugas dalam menyuarakan isi ceritanya. Semua komponen dari Neo Yokio sendiri sama seperti cuitan Jaden yang gak nyambung, gak jelas, dan tidak ada konteksnya. Neo Yokio seperti seorang remaja sosialita narsis nan kaya tanggung yang ingin pamer segala kemewahannya tetapi dengan cara yang tidak biasa yaitu menjadi seseorang yang ironis dalam sebuah percakapan tetapi hasilnya gagal total dan dianggap aneh dan gak jelas oleh orang-orang. Neo Yokio juga ingin sekali ikut dalam kultur internet dan meme kekinian tetapi hasilnya malah terlihat aneh dan maksa. [duniaku_baca_juga] Ezra Koening pernah berkata bahwa cerita dari Neo Yokio akan menjadi inspirasinya dalam membuat album keempatnya yang sudah terkena delay lima tahun (duh!). Saya tidak tahu apakah hal ini serius atau sebagai gimmick agar orang-orang menonton dan memahami isi dari Neo Yokio yang tidak berisi. Apakah album keempat Vampire Weekend akan berisikan lirik random dari seorang remaja sosialita? Mudah-mudahan tidak. Tetapi dibalik semua keburukan itu kita harus merayakan keironisan dan kecanggungan dari Neo Yokio untuk bisa menjadi anime dewasa dan satir dengan big toblerone. Diedit oleh Fachrul Razi