Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menonton Onward sedikit banyak mengingatkan kami akan novel The Lord of the Rings yang ditulis oleh Tolkien 66 tahun yang lalu. Di dalamnya kamu bakal menemukan sekelumit kisah berakhirnya era sihir dan dimulainya revolusi industri. Mungkin kamu tidak menemukan hal ini di dalam filmnya, tapi percayalah hal ini yang digambarkan oleh Tolkien melalui kehadiran Isengard dan Sauron sebagai musuh utama.
Nah, Onward juga menceritakan hal yang sama. Tapi dibandingkan menghadirkan perang besar dan serbuan para orc, Pixar memilih langkah yang lebih kalem dan masuk akal. Sihir itu sulit, semua orang belum tentu bisa menyalakan perapian dengan menggunakan mantra sihir. Tapi semua orang pasti bisa menyalakan lampu dengan menekan tombolnya.
1. Dunia sihir yang terlupakan
Seperti yang kami sebutkan di awal review, Onward mengisahkan sebuah dunia yang pada awalnya dipenuhi dengan kekuatan sihir dan makhluk ajaib. Sayang sihir dan kekuatan magis semakin dilupakan orang karena sulitnya menguasai kedua hal tersebut, sementara itu revolusi teknologi semakin gencar berkat berbagai penemuan.
Suatu waktu, Ian Lightfoot (Tom Holland) berulang tahun ke-16. Sang Elf muda ini mendapatkan hadiah yang sangat luar biasa dari sang Ibu. Sebuah tongkat sihir yang merupakan warisan sang Ayah, Wilden Lightfoot (Kyle Bornheimer), yang sudah berpulang. Menurut pesan yang ditinggalkan, hadiah itu baru boleh diberikan kalau Ian dan Barley (Chris Pratt) sudah mencapai umur 16 tahun.
Hadiah tersebut ternyata berupa sebuah tongkat sihir, sebuah Phoenix Gem, dan catatan mantra yang bisa mengembalikan ayah mereka selama satu hari ke dunia nyata. Kamu tidak salah baca, sebuah mantra "resurrection" yang membuat orang mati kembali lagi ke dunia fana selama 24 jam penuh.
Barley yang mengetahui “dunia lama” dengan sangat baik, mencoba tongkat tersebut seharian tanpa hasil. Sementara itu Ian yang baru memegangnya saat malam, malah berhasil menjalankan mantra tersebut setengahnya. Ya, setengahnya saja! Sebab Ian hanya mampu mengembalikan setengah badan sang ayah, sebelum Phoenix Gem hancur berkeping-keping.
Melihat peluang yang mungkin saja timbul, Barley akhirnya memutuskan untuk memulai sebuah quest pencarian terhadap Phoenix Gem. Bagi Barley, ini merupakan kesempatan untuk kembali mengikuti rute-rute mistis yang dulunya biasa dilewati para kesatria dan penyihir. Sementara itu bagi Ian, ini merupakan sebuah perjalanan untuk mengenal sang ayah, sebuah sosok yang tidak pernah dia temui selama ini.
Perjalanan keduanya dimulai dari Manticore Tavern yang dihuni oleh Corey (Octavia Spencer) sang Manticore, Hingga ke pegunungan Raven Point yang penuh teka-teki.
Baca Juga: Ini Dia 10 Film Bulan Maret 2020 yang Jangan Sampai Kamu Lewatkan!
2. Letupan emosi dengan gaya Pixar
Onward benar-benar menarik, apalagi bagi orang-orang yang memiliki kakak atau adik laki-laki yang bisa diajak bermain bersama. Bisa dibilang dunia yang ada di Onward sangat mewakili genre fantasi yang penuh dengan petualangan.
Kalau kamu memiliki masa kecil yang sama dengan Ian dan Barley, kamu pasti akan merasakan betapa menyentuhnya cerita keduanya. Bagaimana Barley selalu hadir dalam kehidupan Ian yang tidak memiliki ayah dari kecil. Mengajarinya naik sepeda, bermain, datang ke sekolahnya, dan seterusnya. Sebuah hubungan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Tampaknya Pixar berhasil menghadirkan momen sedih sekelas “Remember Me” di Coco, atau “Parting Gifts & New Horizons” di Toy Story 4. Yah kedua momen tersebut memang meninggalkan luka yang sangat dalam bagi kami yang menonton Toy Story dari awal, atau tidak menyangka-nyangka peruntukan lagu Remember Me sesungguhnya.
Paling satu-satunya kelemahan dari Onward terletak pada ceritanya yang tidak genderless. Kami bukannya keberatan untuk masalah gender ini, tapi rasanya emosi yang dihasilkan oleh Ian dan Barley terasa kurang menyentuh bagi anak-anak yang dibesarkan sendirian atau hanya memiliki saudara perempuan yang kurang tertarik pada petualangan macho dan khayalan.
3. Chris Pratt yang out of the box
Pada film Onward kami menemukan kalau Chris Pratt menghilangkan semua ciri khas dirinya di karakter Barley. Padahal biasanya Pratt selalu bermain aman di film-film yang diperankannya, seperti Dwayne Johnson yang selalu berakting standar, kecuali di franchise Jumanji.
Sejatinya kami sering sekali mendengarkan para pengisi suara bekerja di balik layar, dan kebanyakan dari mereka memiliki ciri khas aksen atau dialek yang bisa ditemukan di setiap akhir atau awal kalimat. Tapi untuk Chris Pratt ini kami menemukan sesuatu yang berbeda, kami malah menemukan ciri khasnya di tengah-tengah kalimat. Gilanya lagi, ciri khas tersebut tidak selalu ada.
Ada kemungkinan Pixar memasukan pengubah suara pada karakter Barley, tapi kami tetap takjub dengan kemampuan Pratt untuk menghilangkan kebiasaan atau aksen miliknya di karakter Barley.
Tom Holland juga mengisikan karakter Ian dengan cukup baik, tapi sayangnya karakter tersebut masih sangat terdengar seperti Tom Holland. Rasanya kami seperti melihat Spider-Man dalam bentuk Elf di Onward. Tom Holland jelas tidak bisa disalahkan di sini, karena karakter Ian sendiri digambarkan masih sangat muda dan memiliki suara yang ringan. Mirip dengan suara asli Tom Holland.
4. Kesimpulan akhir? Film keluarga yang memikat
Pixar bakal menjalani tahun 2020 dengan dua film sekaligus. Biasanya tahun yang diisi dengan dua film sekaligus memiliki satu atau dua film eksperimental yang memiliki kualitas Pixar klasik. Onward merupakan salah satu dari sekian banyak film eksperimental tersebut.
Walau tidak semegah film Pixar sebelumnya, film Onward sajikan dunia fantasi yang cukup lengkap dengan hubungan emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah tanpa menangis berkaca-kaca.
Onward merupakan film animasi Pixar yang bisa kami ganjar dengan nilai 4,7 dari 5 bintang review yang biasa kami berikan. Sempurna dengan sedikit minor dent yang seharusnya tidak mengganggu.
Baca Juga: Sukses Jadi Film, Bong Joon Ho Rilis Komik Parasite!