Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
GENRE: Anime
ACTORS: Charles Martinet, Masako Nozawa, Sean Schemmel
DIRECTOR: Tetsurô Kodama
RELEASE DATE: 26 Agustus 2022
RATING: 4.5/5
Dragon Ball merupakan salah satu franchise manga yang berhasil menembus dunia. Franchise yang berawal dari Manga ini diciptakan oleh Akira Toriyama pada tahun 1984. Sampai saat ini Dragon Ball sudah memiliki puluhan judul movie yang pernah diputar di seluruh dunia. Pada tahun 2022 ini, Toei Animation kembali bertanggung jawab dalam membuat film animasi Dragon Ball yang berjudul Dragon Ball Super: Super Hero.
Sesuai dengan taglinenya, Dragon Ball Super: Super Hero menggunakan pendekatan Superhero modern layaknya film-film Marvel. Itu artinya kita bakal melihat berbagai metode barat di film animasi Jepang. Seperti apa hasilnya? Well, kamu bisa baca reviewnya di bawah ini.
1. Kebangkitan Red Ribbon Army (Lagi)
Magenta (Volcano Ota), CEO dari Red Pharmaceuticals sedang mencari cara untuk membangkitkan kembali Red Ribbon Army yang dihancurkan oleh Goku. Untuk memuluskan niatnya dia merekrut Dr. Hedo (Miyu Irino) yang merupakan cucu dari Dr. Gero.
Sayangnya berbeda dengan sang kakek, Dr. Hedo sangat terobsesi dengan superhero, sehingga Magenta harus mengarang cerita yang menyebutkan kalau Capsule Corp dan para Saiyan adalah organisasi jahat yang dibantu oleh alien untuk menguasai Bumi. Karena mendengar cerita Magenta, Dr. Hedo menerima tawaran perekrutan tersebut.
Dari tangan Dr. Hedo lahirlah Android Gamma #1 (Hiroshi Kamiya) dan #2 (Mamoru Miyano). Gamma #2 langsung diutus Dr. Hedo untuk berhadapan langsung dengan Piccolo (Toshio Furukawa) yang kala itu baru selesai melatih Pan (Yuko Minaguchi).
Untunglah Piccolo berhasil selamat dari serangan Gamma #2 dan membuntuti Android tersebut ke pangkalan rahasia Red Ribbon Army. Sesampainya di pangkalan tersebut, Piccolo menyamar menjadi salah satu pasukan Red Ribbon untuk mengetahui rencana jahat apa yang sedang disiapkan oleh Magenta.
Benar saja, di dalam markas tersebut Piccolo mendapatkan kabar kalau Dr. Hedo sedang mengembangkan sesuatu yang menakutkan.
Baca Juga: Teori: 5 Tokoh Dragon Ball yang Bisa Melampaui Black Frieza
2. Alasan baru untuk bertarung
Sebagai manga yang memiliki power level membingungkan, Akira Toriyama kerap mengesampingkan alasan para Saiyan bertarung. Sehingga alasan yang paling sering digunakan adalah, Goku penasaran dengan kekuatan maksimal si “anu”. Silakan kamu isi sendiri “anu” tadi dengan salah satu bangsa Saiyan, atau musuh baru yang nggak ketulungan kuatnya.
Pada Dragon Ball Super: Super Hero, Gohan diberi alasan paling masuk akal untuk mengerahkan potensinya sekali lagi. Alasan tersebut yaitu melindungi orang-orang yang dia Sayangi. Sayangnya momen kebangkitan Gohan menghadirkan sedikit mixed messages. Karena lagi-lagi Dragon Ball mengeluarkan wujud baru untuk seorang Saiyan hibrida yang kali ini bernama Gohan “Beast”. Serta wujud baru untuk sang raja iblis dengan nama, Yellow Piccolo.
Karena kami sudah biasa melihat betapa tidak jelasnya power level di Dragon Ball, kami hanya bisa berkomentar “suka-sukamu lah Toriyama, yang penting battle-nya seru”. Dan itulah yang terjadi di Dragon Ball Super: Super Hero.
Pertempuran di Dragon Ball Super: Super Hero berjalan lebih sebentar ketimbang Dragon Ball Super: Broly. Tetapi pertempuran di sini terasa lebih meaningfull dan menarik untuk diikuti. Mungkin hal ini terjadi karena kita jarang melihat Gohan dan Piccolo berkelahi, sehingga setiap adu pukulan dan lontaran ki blast terasa lebih fresh ketimbang biasanya.
Mungkin hal ini terjadi karena kita juga sudah bosan dengan Kamehameha, Genki Dama super besar, atau Final Flash milik Vegeta.
Tapi kalau kamu tetap mencari perkelahian Goku dan Vegeta, kamu tetap bisa menemukannya di film ini. Meskipun perkelahian tersebut menjadi cerita selingan yang nggak penting-penting amat untuk diikuti.
3. Dragon Ball Super rasa MCU
Penggunaan sub judul Super Hero membuat kami sedikit heran. Mengapa judul ini tidak dituntut oleh DC atau Marvel? Sebab kedua perusahaan tersebut memiliki berbagai kerjasama paten untuk penamaan manusia super. Mulai dari superhero hingga super hero, yang kebetulan digunakan oleh Toei Animation di film Dragon Ball Super kali ini.
Mungkin ini juga sekedar kebetulan, tapi format film Dragon Ball Super yang sebelumnya kami kenal melalui Dragon Ball Super: Broly, ikut bergeser juga gaya penyampaian ceritanya. Kali ini Dragon Ball Super dibuat menyerupai Disney dalam menggarap film-film MCU, khususnya seri Guardian of Galaxy atau dua film Thor terakhir.
Ya, Dragon Ball Super: Super Hero memiliki banyak sekali segmen komedi yang membuat kami ingat pada film-film buatan Taika Waititi dan James Gunn. Saking banyaknya, beberapa momen jadi terkesan slapstick dan sangat fresh untuk ukuran film Dragon Ball.
Beberapa joke yang ditampilkan di Dragon Ball Super mengakar pada tema budaya Jepang, jadi ada kalanya kita akan menemukan momen yang hit dan miss untuk urusan joke. Tapi untunglah masih lebih banyak yang hit ketimbang yang miss di film ini.
4. Kesimpulan dari Dragon Ball Super: Super Hero
Sebagai animasi dengan durasi 99 menit, Dragon Ball Super: Super Hero memiliki semua komponen yang dibutuhkan oleh sebuah film Dragon Ball. Wujud baru yang keren, musuh baru yang lumayan ikonik, musuh recycle yang lumayan iconic juga, fusion antara karakter, dan banyak lagi.
Kami sangat menikmati setiap moment yang dihadirkan oleh Dragon Ball Super: Super Hero. Rasanya seperti melihat film yang durasinya pas. Tidak terlalu pendek sehingga terkesan singkat, tapi juga tidak terlalu panjang sehingga terkesan bertele-tele. Berkat semua kelebihan yang ditampilkan oleh film ini, kami jadi bisa memberikan nilai 4,5 dari 5 bintang review untuk Dragon Ball Super: Super Hero.
Diterbitkan pertama 26 Agustus 2022, diterbitkan kembali 29 September 2024.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Alur Dragon Ball Z! Berlaku untuk Semua Versi!