TUTUP

Review Film Satria Dewa: Gatotkaca, Pembuka Satria Dewa Semesta

Apa jadinya jika kisah Gatotkaca mendapat sentuhan modern?

GENRE: Action Fantasy

ACTORS: Rizky Nazar, Yasmin Napper, Omar Daniel

DIRECTOR: Hanung Bramantyo

RELEASE DATE: 9 Juni 2022

RATING: 4/5

Setelah sempat melalui beberapa kali halangan, film Satria Dewa: Gatotkaca akhirnya rilis juga di seluruh bioskop tanah air pada Kamis ( 9/5/2022). 

Apakah film Satria Dewa: Gatotkaca satu ini layak untuk kalian tonton? Simak pembahasannya berikut ini!

Baca Juga: Trailer Satria Dewa Gatotkaca Akhirnya Rilis! Transformasinya Muncul!

1. Sinopsis cerita

Yuda dan Dananjaya mendapati Arimbi tewas ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Satria Dewa: Gatotkaca bercerita tentang kisah pemuda bernama Yuda yang baru saja kehilangan pekerjaan. Untungnya, ia dimintai sahabatnya, Erlangga untuk mengambil foto wisudanya. Sayangnya, ia justru harus melihat sahabatnya terbunuh secara misterius.

Sejak kejadian itu, Yuda dan Agni pun menjadi buruan para Kurawa yang menyadari keberadaannya. Untungnya, keduanya ditolong Dananjaya dan adiknya, Gege dan dibawa ke markas yang berada di sebuah toko barang antik.

Setelah melakukan berbagai penyelidikan, akhirnya Yuda menyadari bahwa medali Brajamusti warisan keluarganya adalah kunci untuk membuka kekuatan misterius dalam dirinya dan solusi untuk menghentikan kekejian Kurawa.

2. Penyajian cerita yang terlalu cepat

Yuda terlibat perkelahian dengan para Kurawa ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Salah satu hal yang dirasakan saat menonton film ini adalah penyajian alur ceritanya yang terasa terlalu cepat.

Mulai dari insiden yang terjadi saat upacara wisuda, pergantian tiap adegan terasa begitu cepat. Bayangkan saja saat masalah satu baru selesai, para protagonis harus berhadapan lagi dengan problem baru yang bersifat krusial tanpa diberi kesempatan untuk momen jeda istirahat.

Belum lagi, mereka juga harus dikejar waktu untuk mencari dan memecahkan solusi untuk menghentikan para antaogonisnya. Durasi dua jam boleh dikatakan terlalu singkat untuk cerita bertema pewayangan yang memang sangat luas.

Oleh karena itu, kalian tak perlu heran jika pergantian adegannya terasa begitu mendadak dan terlalu terburu-buru.

3. Beberapa logika cerita yang patut dipertanyakan

Yuda dan Dananjaya berada di puing-puing rumah Arimbi ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Tidak hanya terkesan terburu-buru, cerita Satria Dewa: Gatotkaca juga masih menyimpan beberapa logika cerita yang perlu ditinjau lagi kelogisannya.

Salah satunya adalah adegan pertama di mana tokoh Pandega memilih meninggalkan Arimbi dan Yuda hanya untuk melindungi para keturunan Pandawa di luar sana. Padahal, sosok Yuda sendiri diketahui adalah aset vital yang pasti akan langsung diincar oleh para antagonis.

Lalu penjelasan Pandega tentang dimensi tempat Aswatama yang katanya hanya bisa dimasuki dengan menggabungkan medali miliknya dan Brajamusti. Hal tersebut langsung menjadi tak berguna karena para tokoh lain tahu-tahu ikut memasuki dimensi tersebut tanpa penjelasan lebih lanjut.

Bisa dibilang, ini juga merupakan efek penyajian cerita yang terburu-buru hingga meninggalkan banyak pertanyaan bagi para penonton.

4. Penempatan produk yang terasa mengganggu

Para aktor Gatotkaca Satria Dewa di balik layar ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Hal satu ini sempat ramai diperbincangkan para warganet setelah menonton film ini.

Ada beberapa adegan yang terasa banget sengaja menyoroti item yang diiklankan secara jelas.

Memang hal itu bukan perkara baru. Baik di film Indonesia maupun film barat, yang namanya product placement di film adalah hal yang awam terjadi. 

Yang menjadi masalahnya sendiri adalah penempatannya yang terasa berlebihan hingga menganggu kenyamanan penonton saat menyaksikan film ini.

5. Koreografi aksi dan efek spesial yang lumayan rapi dan memukau

Gatotkaca vs Beceng ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Untuk masalah koreografi dan efek spesial, film satu ini patut diapresiasi.

Adegan Yuda dan kawan-kawannya dalam berkelahi melawan para anggota Kurawa bisa dibilang cukup bagus meski terkesan nanggung, terutama soal adegan bacokan senjata tajam yang tak diperlihatkan secara jelas.

Untungnya, hal itu tertutupi aksi Beceng dan Pandega yang  ciamik berkat dua aktor laga, yaitu Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman.

Selain koreografi aksi yang terbilang lumayan, pengunaan efek spesial yang lazimnya ada di film-film superhero barat juga terbilang cukup rapi seperti yang terlihat pada adegan transformasi Gatotkaca dan sang tokoh antagonis dalam menggunakan kekuatannya.

Tidak hanya itu, adegan perkelahian Yuda dan Beceng dalam wujud armor mereka juga sukses memanjakan mata dan seolah mengingatkan penulis pada adegan Superman vs General Zod dari film Man of Steel.

6. Ceritanya masih belum berakhir?

Yuda dan Agni di akhir cerita ( Dok. instagram.com/satriadewa.studio )

Kisah Gatotkaca rupanya tak berhenti sampai di akhir film ini saja.

Setelah berhasil menghentikan para antagonis utama, Yuda dan kelompoknya masih dihadapkan dengan para Kurawa yang masih belum berhenti meneror kaum keturunan Pandawa. Ditambah lagi, ada satu karakter antagonis baru yang muncul di akhir cerita.

Tidak hanya musuh baru, tanda-tanda kemunculan jagoan baru juga sudah dimunculkan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kisah Satria Dewa: Gatotkaca masih belum berakhir di situ saja.

Kita berharap saja agar cerita sekuelnya bisa menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang agar waralaba Satria Dewa Semesta tetap berkembang dengan baik.

7. Kesimpulan

Para anggota Kurawa ( Dok. Satria Dewa Studio / Gatotkaca Satria Dewa )

Sebagai pembuka jagat Satria Dewa, film ini masih perlu mendapat perbaikan di sana-sini, terutama dari soal penyajian cerita dan logika yang harus ditata lagi.

Tidak hanya itu, cara penempatan produk tertentu juga perlu diperhatikan lagi agar tidak menganggu kenyamanan penonton.

Meskipun demikian, film ini patut dipuji dari segi aksi laga para tokohnya dan juga efek spesialnya yang tak kalah dengan film superhero barat. Poin inilah yang tampaknya patut dibanggakan dari Satria Dewa: Gatotkaca.

Bagaimana pendapat kalian? Jangan lupa tulis di kolom komentar, yah!

Diterbitkan pertama 09 Juni 2022, diterbitkan kembali 30 Oktober 2024.

Baca Juga: Ini 10 Pemeran Satria Dewa Gatotkaca! Rizky Nazar Jadi Hero Utama!