TUTUP

Dulu Dipaksa Tutup, Kini Bigo Bekerjasama dengan Pemerintah? Kok Bisa?

Tanda tanya besar! kok bisa dulu dipaksa tutup, tapi kali ini menjalin kerjasama?

Beberapa saat setelah kemunculannya, Bigo dipaksa tutup oleh pemerintah Indonesia karena dinilai mengandung banyak konten negatif. Hebatnya, saat ini Bigo bekerjasama dengan pemerintah. Dalam hal apa kerjasama yang terjalin itu? Berlangsung di bilangan Karet, Jakarta (22/5), Bigo yang hendak memperkenalkan Cube TV ke hadapan publik turut mengundang Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijiani Pengerapan. Semuel pun mengatakan, saat ini pemerintah tengah menjalin kerjasama dengan Bigo. Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijiani Pengerapan[/caption] “Seperti yang kita ketahui bersama, Bigo sempat kami tutup karena oknum-oknum yang memanfaatkan aplikasi tersebut secara negatif, sehingga menimbulkan konten yang melanggar peraturan pemerintah. Setelahnya, Bigo datang secara langsung menemui kami,” ujar Semuel. Menurut Semuel, pihak Bigo datang untuk menerima segala peraturan yang diterapkan pemerintah. “Mereka datang untuk mencari tahu dan menuruti peraturan yang telah ada, sehingga layanan mereka dapat terus dibuka di Indonesia,” jelasnya. Menurut Semuel, tidak hanya hendak menuruti dan mentaati, ada tawaran Bigo bekerjasama dengan pemerintah dalam memberantas konten negatif di dalamnya. “Ketika kami ke Cina, Bigo menunjukan bagaimana teknologi mereka mampu memberantas konten negatif dengan sangat cepat dan tepat,” ucap Semuel. “Algoritma penyaringannya bisa melihat konten negatif hanya dari gerakan target, misalnya hendak buka baju, yang secara otomatis akan dianggap sebagai pornografi,” ujarnya. Dengan demikian, Bigo bekerjasama dengan pemerintah adalah dalam hal memberantas konten negatif. Lebih lanjut menurut Semuel, pemerintah akan memanfaatkan algoritma yang sama, yang diterapkan Bigo ke dalam aplikasi mereka. Pihak Bigo yang diwakili oleh oleh Chang Chen, Global Marketing Head mengatakan, “Indonesia merupakan negara dengan banyaknya budaya. Ketertarikan saya kepada Indonesia membuat Bigo harus tetap ada di sini,”. Menurutnya, Bigo tidak hanya akan meneruti, namun juga berbagi teknologi untuk membantu pemerintah dalam memberantas konten negatif yang ada di Indonesia. “Dengan teknologi yang kami miliki, yang berakurasi tinggi dan berkinerja cepat, kami hendak membaginya kepada pemerintah Indonesia,” tuturnya. Salah satu contoh kemampuan yang dimiliki oleh Bigo adalah memberantas konten negatif dalam waktu kurang dari 60 detik. “Kecepatan itu melebihi standar pemerintah, yang wajib menghapus konten negatif dalam waktu kurang dari 3 menit,” tutur Chen. Dengan adanya teknologi Bigo tersebut, maka penghapusan konten negatif yang terus digalakan pemerintah Indonesia akan terwujud dengan cepatnya. “Kami berharap, dengan penggunaan teknologi yang dimiliki Bigo, gerakan Internet Sehat akan terwujud secara penuh,” ucap Semuel. Diedit oleh Fachrul Razi