Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah minggu lalu Duniaku.net membahas sembilan lagu Jepang baru yang wajib kamu dengar sekarang giliran kamu mendengarkan 9 lagu 90'an yang wajib kamu dengar untuk minggu ini.
Kini, Duniaku.net mempunyai artikel rekomendasi baru untuk kamu yang ingin menyelami lagu Jepang lebih dalam lagi serta menambah wawasan tentang lagu Jepang. Lagu yang ditawarkan di sini pastinya ada yang sudah kamu tahu atau mungkin ada yang kamu belum tahu. Lumayan kan untuk menambah referensi dan playlist untuk smartphone kamu. [read_more id="335328"] Artikel ini akan muncul setiap hari Kamis jadi tetap cek Duniaku.net tiap minggunya untuk mendapatkan rekomendasi musik Jepang yang paling segar dan keren tiap minggunya. Untuk Volume Dua dari artikel ini kita akan memutar mesin waktu dan kembali ke era musik Jepang 90’an di mana kata J-Pop mulai tumbuh dan mulai menjamur. Mari kita mulai melihat dan mendengarkan 9 lagu Jepang era 90’an yang wajib kamu dengar untuk minggu ini. [page_break no="1" title="LR – Knockin’ On Your Door (Pony Canyon, 1995)"] [youtube_embed id="xd8yYObr7L0"] LR (dibaca “er ar”) merupakan sebuah band indie pop yang ikut ke dalam kepopuleran shibuya-kei bersama teman satu label-nyadi Polystar bernama Flipper’s Guitar. Band yang terdiri dari Kenichi Kurosawa (vocal), Hideki Kurosawa (gitar), dan Hiroharu Kinoshita (bass) ini baru mendapatkan kepopuleran di Jepang setelah menunggu tujuh album dan berhasil mendapat popularitas lewat single ke-7 mereka “Knockin’ On Your Door”. [duniaku_baca_juga] Single yang dirilis tanggal 3 Mei 1995 ini duduk di posisi pertama di Oricon Single Chart dan telah berhasil terjual sebanyak jutaan kopi di Jepang. Lagu yang menjadi soundtrack dorama Bokurani Ai wo! ini sangat easy listening dan sangat santai dengan nuansa baroque pop dan musik yang jangly. [page_break no="2" title="globe – Love again (Avex Trax, 1998)"] [youtube_embed id="FEkgOG5lg7s"] Trio yang diisi oleh super-produser Tetsuya Kumuro, Keiko dan Marc Panther ini merupakan grup electropop yang super populer di era 90’an. Grup yang didirikan pada tahun 1995 ini berhasil menjual album pertamanya berjudul globe dengan total penjualan sebesar 4,5 juta kopi dan menjadi album terlaris sepanjang masa di Jepang pada saat itu. Lagu “Love again” sendiri merupakan single kedua yang dirilis untuk album ketiga mereka Love again yang dirilis pada 31 Maret 1998 dan berhasil terjual sebanyak lebih dari 2 juta kopi. “Love again” berhasil menduduki posisi Sembilan di Jepang dan berhasil terjual lebih dari 100 ribu kopi di Jepang. Lagu ini mengandalkan vokal Keiko yang lembut dengan iringan musik synthpop bercampur trance dan pola musiknya bisa kita dengar di lagu Primal Scream berjudul “Swastika"> Eyes”. [page_break no="3" title="Kazumasa Oda – Love Story wa Totsuzen ni (Funhouse, 1991)"] [youtube_embed id="9Tkkr8wrmDs"] Buat kamu pecinta dorama 90’an pasti tahu sama lagu yang menjadi soundtrack dorama legendaris Tokyo Love Story. Lagu tema dari dorama ini semakin mempopulerkan nama Kazumasa Oda sebagai solois kenamaan di Jepang. Single yang telah dirilis pada 6 Februari 1991 ini telah terjual sebanyak 2.7 juta kopi dan menjadi single ke-9 terlaris sepanjang masa di Jepang. Lagu ini juga menjadi lagu terfavorit ke-44 dalam polling “Lagu Favorit: Survey Kohaku Untuk Semua Orang”. Selain memorable terutama di bagian lirik “Ano Hi Ano Toki”, intonasi dari lagu ini benar-benar asyik dan adem untuk didengar. [page_break no="4" title="Yen Town Band – Swallowtail Butterfly (Ai no Uta) (Epic, 1996)"] [youtube_embed id="DFMiJ2JQqjk"] Sebenarnya Yen Town Band merupakan band fiksi yang berasal dari film Shunji Iwai berjudul Swallowtail Butterfly. Solois Chara yang memerankan karakter Glico dalam film tersebut didapuk menjadi vokalis dari band yang berasal dari distrik Shanghai di perkampungan kumuh Yentown. Di dunia nyata, Yen Town Band sendiri merupakan kolaborasi Chara dan produser Takeshi Kobayashi yang melejit berkat memproduseri Mr. Children. Yen Town Band sendiri telah merilis dua album yang pertama adalah Montage (1996), dan diverse journey (2016). Single yang menjadi lagu tema untuk film ini pada awalnya hanya mentok di posisi 31 tetapi setelah filmnya dirilis single ini berhasil menjadi juara di Jepang. Suara Chara yang unik dan mirip dengan Bjork ditambah tema lagu yang mellow serta kepiawaian Shunji Iwai dalam membuat lirik yang syahdu membuat lagu ini cocok sebagai love song. [page_break no="5" title="Spitz – Sora mo Toberu Hazu (Polydor, 1994)"] [youtube_embed id="h-kQw4JqCHE"] Kuartet yang terdiri dari Masamune Kusano (vocal), Tetsuya Miwa (gitaris), Akihiro Tamura (bass), dan Tatsuo Sakiyama (drum) ini melejit di Jepang berkat single “Sora mo Toberu Hazu” yang dirilis pada 25 April 1994 dan menjadi juara di Jepang. Kepopuleran dari single yang sudah terjual sebanyak 1 juta kopi ini terbantu berkat menjadi lagu tema untuk dorama Hakusen Nagashi. Lagu yang menjadi lagu kelulusan bagi para pelajar Jepang ini telah dibawakan ulang oleh banyak artis seperti penyanyi R&B Ms.OOJA, idol group Sayonara"> Ponytail, dan band alternative rock Negoto">. Permainan musik yang simpel nan jangly dengan sedikit bumbu The Beatles di dalamnya serta lirik yang sangat dalam tentang masa muda dan harapan adalah formula yang membuat lagu ini terus diingat dan terus dibawakan kembali hingga sekarang.[duniaku_adsense]
Yakin puas dengan lima lagu Jepang di atas? Masih ada empat lagu Jepang lagi loh yang wajib kamu dengar minggu ini. Cek halaman berikutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang empat lagu ini.
[page_break no="6" title="Flipper’s Guitar – Young, Alive, In Love – Koi to Machine Gun (Polystar, 1990)"] [youtube_embed id="bJxajh5XOgE"] Sebelum Keigo Oyamada alias Cornelius membuat album eksperimental pop ">Fantasma yang membawa dia di peta musik internasional, ia telah menjadi pelopor skena shibuya kei bersama temannya Kenji Ozawa lewat band Flipper’s Guitar. Mereka mendapat kepopulerannya berkat single ini yang menjadi lagu tema untuk dorama Yobikoubuki. [duniaku_baca_juga] Single yang telah dirilis pada 5 Mei 1990 ini sangat kental dengan nuansa musik pop rock serta baroque pop yang classy dari The Beatles, The Pastels, Haircut One Hundred, The Kinks dan The Colourfield. Permainan gitar yang jangly dan musik yang sangat modis menjadi fondasi untuk genre shibuya-kei setelahnya. [page_break no="7" title="Puffy – Kore ga Watashi no Ikiru Michi (Epic, 1996)"] [youtube_embed id="c4bGMUe85RM"] Mungkin kalian mengenal Puffy melalui kartun Hi! Hi! Puffy AmiYumi yang pernah tayang di Cartoon Network dan di TV lokal di Indonesia. Sebelum mereka populer berkat serial kartun tersebut mereka sudah menjadi mega-bintang di Jepang. Single pertama mereka “Asia"> no Junshin” berhasil terjual sebanyak 1 juta kopi dan membuat mereka meraih penghargaan Best New Artist dalam gelaran Japan Record Awards ke-38. [read_more id="327049"] Lima bulan setelah “Asia no Junshin” dirilis mereka merilis single kedua “Kora ga Watashi no Ikiru Michi” yang semakin menambah kepopuleran mereka dengan berhasil menjadi juara di Jepang dan terjual sebanyak 1.5 juta kopi. Tamio Okuda, selaku produser dan penulis lagu untuk Puffy menaruh musik The Beatles, The Beach Boys dan The Who untuk lagu ini. Untuk menjaga keautentikan dari pengaruh musik tersebut, single yang pernah menjadi salah satu lagu penutup dari anime ReLIFE ini dirilis dalam format monoaural ketimbang stereo dan hasilnya adalah sebuah nomor pop rock yang sangat enak dan autentik. [page_break no="8" title="L’arc~en~ciel – Honey (Ki/oon, 1998)"] [youtube_embed id="h65UfWJ-8BE"] Sebelum merilis single ini sebenarnya band yang sering disebut Laruku ini telah mendapat kepopulerannya berkat album True yang terjual sebanyak 1.4 juta kopi. Sukses tersebut mereka lanjutkan lewat single “Honey” yang dirilis pada 8 Juli 1998 dan berhasil menjadi juara di Jepang dan terjual sebanyak 1.2 juta kopi. Lagu yang terus diingat oleh para pecinta Jejepangan karena sering dibawakan di event Jejepangan mempunyai intonasi yang enak serta riff gitar di tengah yang dipengaruhi oleh band noise rock/alternative rock seperti Sonic Youth, ketukan drum dan efek gitar yang khas di reff membuat lagu ini menjadi staple song mereka dan band yang banyak meng-cover lagu Laruku. [page_break no="9" title="Tomoyo Harada – Romance (For Life, 1997)"] [youtube_embed id="KQ9J5by0mq8"] Pada era 80-an Tomoyo Harada dikenal sebagai idol yang jago nyanyi dan jago akting. Kepopulerannya diawali dengan menjadi aktris dan menyanyikan lagu tema dari ">Toki wo Kakeru Shoujo pada tahun 1983. 14 tahun setelahnya Harada mengubah image dirinya menjadi penyanyi indie pop dengan citarasa musik Sweden indie pop yang sedang digandrungi di Jepang berkat The"> Cardigans dan pengaruh shibuya kei. Untuk mengukuhkan image-nya tersebut ia meminta bantuan produser swedia Tore Johansson yang telah memproduseri The Cardigans dan membentuk sound dari band tersebut hingga populer sampai sekarang. Bunyi saksofon, cuilan musik jazz, shibuya-kei, indie pop serta video klipnya yang sangat europe membuat rebranding dari Tomoyo Harada berhasil dan membuat cakupan musiknya jauh lebih luas lagi kedepannya.[duniaku_adsense] Itulah pembahasan musik Jepang pekan ini. Tunggu pembahasan berikutnya di kesempatan lain ya!