TUTUP

Tas Siswa Sekolah Makin Berat, Normalkah?

Bertambahnya jam pelajaran sekolah, turut membuat tas siswa semakin berat. Hal ini menjadi perhatian dibeberapa negara seperti Singapura serta India. Bagaimana dengan Indonesia? Merasa normal-normal saja?

Menuju 70 tahun Indonesia merdeka. Pendidikan masih menjadi sorotan utama. Perubahan kurikulum terus berjalan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Semakin bertambahnya informasi, membuat buku-buku pun semakin tebal. Jam pelajaran siswa sekolah baik di tingkat SD, SMP maupun SMA makin bertambah lama. Bahkan ada yang harus menghabiskan waktunya mulai pagi hingga sore hari di sekolah. Hal ini tentu berbanding lurus dengan makin banyaknya perlengkapan belajar yang dibawa para siswa saat pergi kesekolah. Tak ayal, tas siswa semakin berat untuk dibawa.
Coba bayangkan, umumnya dalam sehari ada empat sampai lima mata pelajaran dan tiap pelajaran biasanya ada satu buku pendamping, satu buku latihan atau Lembar Kerja Siswa (LKS), dua buku tulis yang berfungsi sebagai buku catatan dan tugas. Masalah tas siswa yang semakin berat sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara lain di dunia juga mengalaminya, dua diantaranya Singapura dan India. Namun perbedaannya, di Singapura baik sekolah maupun pemerintahannya memikirkan upaya penyelesaian. Mulai dari meninggalkan beberapa buku disekolah hingga menetapkan kebijakan beban tas yang seharusnya dibawa oleh anak dan diukur dari bobot tubuhnya. Di India bahkan, salah satu sekolah melakukan penimbangan bobot tas siswa sebelum memasuki kelas. Nah bagaimana kamu melihat fenomena ini? Merasa bobot tas mu masih ringan-ringan saja? *dari berbagai sumber