TUTUP

Daftar 10 Film Horor Wajib Tonton di Malam Halloween Ini!

Dengan Halloween yang semakin dekat, inilah dia daftar 10 film horor yang wajib kamu tonton untuk menambah keseruannya! Dijamin merinding!

Dengan perayaan Halloween yang kental dengan unsur mistis dan supranatural semakin dekat, tentunya akan lebih "lezat" bila ditemani dengan film horor yang seru untuk menambah keseruan anda. Inilah 10 film-film horor terbaik dan terseram untuk ditonton Halloween tahun ini. Bisa jadi, film-film ini terlewat dari radar anda!

Rasa takut sebenarnya cukup subjektif. Ketika mendengar kata "film horor", sebagian besar orang akan membayangkan setan-setan gentayangan yang menyeramkan di The Conjuring, psikopat-psikopat yang memburu korbannya tanpa ampun di Scream atau Halloween, atau monster-monster/alien mengerikan yang siap memangsa apapun makhluk yang ada di depan mereka seperti di seri Alien. [duniaku_baca_juga] Tapi tidak sedikit pula yang menganggap film romantis seperti (500) Days of Summer adalah film "horor" versi mereka karena suatu alasan tertentu (bisa jadi karena pernah mengalami hal yang sama), atau dipaksa menononton film-film Uwe Boll semalam suntuk bisa jadi jauh lebih menakutkan dibanding film horor manapun. Atau bisa jadi dikejar-kejar tenggat waktu menulis artikel bisa lebih menakutkan dari- ups, sepertinya cukup dulu basa-basinya. Ahem, jadi intinya adalah sebuah film horor adalah film yang bisa membangkitkan hal-hal yang paling ditakuti oleh penonton, entah itu ancaman akan teror dari makhluk halus yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja, teror psikologi yang bisa mempengaruhi pikiran penonton, atau adegan-adegan sadis yang bisa membuat penonton meringis dan trauma. Dalam perayaan Halloween yang lekat dengan unsur horor tahun ini, penulis mempersembahkan rekomendasi 10 film-film horor terbaik yang bisa jadi terlewat dari radar anda, atau mungkin sudah pernah ditonton tapi lupa judulnya dan ingin menontonnya lagi. [page_break no="10" title="Keramat (2009)"] Mengambil gaya found footage ala The Blair Witch Project, [Rec], dan Paranormal Activity, Keramat mengisahkan tentang sekelompok kru film independen yang sedang melakukan syuting di Daerah Keistimewaan Yogyakarta, yang mengalami gangguan-gangguan mistis semenjak pertama kali mereka menginjakkan kaki di kota tersebut. Situasi makin diperparah ketika salah satu aktris dirasuki oleh makhluk halus dan menghilang tanpa jejak. Setelah meminta bantuan dari seorang dukun, para kru malah terlempar dan tersesat di dimensi lain yang dihuni oleh makhluk-mahluk halus mengerikan dan siap merenggut jiwa mereka. Mereka harus mencari sang aktris yang menghilang dan keluar dari dimensi tersebut sebelum matahari terbit, atau mereka akan terperangkap selamanya. Film horor rilisan tahun 2009 yang digarap oleh Monty Tiwa ini bisa jadi merupakan salah satu permata tersembunyi di ranah perfilman horor Indonesia, yang kebetulan pada saat itu mengalami penuruan kualitas yang cukup menyedihkan sehingga banyak orang yang tidak peduli. Dengan syuting yang nyaris tanpa skrip dan akting yang sangat bagus, kengerian demi kengerian di Keramat terasa sangat nyata dan tidak terkesan dibuat-buat. Tidak hanya penampakan makhluk halus, hal-hal seperti alat gamelan yang berbunyi sendiri tanpa ada yang memainkannya atau suara tangisan kuntilanak dari kejauhan sudah cukup untuk membuat bulu kuduk anda merinding. [page_break no="9" title="You're Next (2011)"] Film horor ini menceritakan tentang satu keluarga yang tengah merayakan acara reuni mereka, namun di tengah-tengah acara itu mereka diteror oleh sekumpulan psikopat yang membantai mereka satu per satu secara keji. Sialnya, para psikopat itu tidak tahu bahwa salah satu anggota keluarga itu yaitu Erin (Sharni Vinson) ternyata tidak kalah tangguh, cerdik, dan kejamnya dengan mereka. Situasi dengan mengejutkan berbanding terbalik ketika para psikopat itu berbalik diburu oleh Erin yang berusaha untuk menghabisi mereka demi bertahan hidup. [read_more id="318596"] Film horor home invasion yang menyampurkan antara genre saling bantai atau slasher dengan sentuhan komedi hitam inilah yang meroketkan nama sutradara Adam Wingard sebagai salah satu sutradara horor paling kreatif dan stylish di genrasinya. Premisnya sendiri sudah menjanjikan sesuatu yang menarik. Kapan lagi bisa melihat tokoh antagonis bertopeng ala film-film slasher klasik malah berbalik diburu oleh sang protagonis? Hal itu saja sudah menjadi penjamin mutu yang cukup bagi anda untuk menonton film horor ini. You're Next ini meskipun genre sejatinya adalah film horor, tak bisa dipungkiri memiliki daya tarik tersendiri dari unsur komedi hitam slapstick-nya yang sangat kental, hampir mustahil menontonnya tanpa tidak tertawa sedikit karena adegan kekerasan yang ditampilkan sangat over the top hingga ke tahap komikal. Kendati begitu, masih ada cukup banyak adegan mencekam yang membuatnya layak masuk daftar tontonan film horor anda. [page_break no="8" title="Dark Water (2002)"] Berkisah tentang seorang single mother bernama Yoshimi yang secara terpaksa harus pindah bersama anak perempuannya; Ikuko ke sebuah apartemen murah setelah bercerai dengan suaminya. Kondisi apartemen yang suram dan sepi diperparah dengan kebocoran air dari bak mandi kamar di lantai atas yang membanjiri kamar mereka. Dari yang awalnya hanya sekedar kasus kebocoran air belaka berujung pada penampakan sesosok hantu gadis kecil yang menghantui Ikuko, yang ternyata memiliki benang merah dengan air yang terus menetes di kamar Yoshimi dari lantai atas. Yoshimi pun mulai menelusuri sejarah tragis gedung apartemen yang ia tempati saat ini dan menguak misteri hantu gadis kecil itu sebelum ia merenggut Ikuko. Jepang memang menjadi "rumah" untuk banyak film-film horor mengerikan, namun mungkin ada satu film horor yang bisa jadi terlewat dari radar anda. Disutradarai oleh Hideo Nakata (Ringu, The Incite Mill), Honogurai Mizu no Soko Kara atau Dark Water adalah salah satu film horor Jepang paling underrated saat ini. Mulai dari adegan outdoor yang kelihatannya diguyur oleh hujan abadi, hingga tetesan demi tetesan air yang membanjiri kamar Yoshimi, Dark Water memiliki visual yang sangat terfokus pada menciptakan kesan yang muram, mencekan, nan sendu. Ditambah dengan filter warna yang suram pula. Layaknya film Hideo Nakata sebelumnya yaitu Ringu, ia tidak  menjual Dark Water secara "murahan", melainkan mengandalkan pada suspense dan misteri yang diselingi dengan adegan seram di sana-sini untuk menciptakan sebuah tontonan yang tidak hanya seram, namun juga memiliki kisah yang menarik untuk diikuti. Yang membuat Dark Water menjadi film horor yang spesial adalah selain visualnya tersimpan sebuah pesan moral tentang kasih sayang antara ibu dan anak yang tak lekang waktu. Dijamin, ending dari Dark Water akan membuat mata anda berkaca-kaca setelah menit demi menit diteror oleh adegan-adegan mencekam.

Masih ada lagi lho! Cek di halaman berikutnya!

[page_break no="7" title="The Exorcism of Emily Rose (2005)"] Menggunakan penceritaan yang tidak linear, alias kisah yang maju mundur antara masa kini dengan masa lalu The Exorcism of Emily Rose menceritakan kisah tentang seorang pastor (Tom Wilkinson) yang harus menghadap hukum ketika ia dituduh secara tidak langsung "membunuh" seorang gadis bernama Emily Rose (Jennifer Carpenter); yang mengaku bahwa dirinya dirasuki oleh iblis yang sangat jahat. Film horor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu di masa kini yang mengambil sudut pandang pengacara Erin Bruner (Laura Linney) yang berusaha untuk membuktikan bahwa sang pastor tidak bersalah, dan kisah di masa lalu ketika sang pastor berusaha untuk mengusir sang iblis di dalam tubuh Emily, yang akhirnya berujung pada kematian Emily yang misterius. Pernah terpikir dari anda akan penggabungan genre film horor dengan drama pengadilan? Ya, bisa jadi tidak pernah sama sekali. Namun dua genre ini bersatu di dalam visi sutradara Scott Derrickson ketika ia membuat film horor drama yang terinspirasi dari kisah nyata ini. Mau dibilang film horor mutlak, sebenarnya The Exorcism of Emily Rose lebih condong ke permbahasan akan kekuatan keyakinan terhadap Tuhan, yang dengan apik dikemas tanpa terasa terlalu menggurui oleh Derrickso, diselingi oleh adegan-adegan seram yang bisa dibilang sudah sangat cukup untuk menyeimbangi dramanya. Didukung dengan akting totalitas dari Linney, Wilkonson, dan Carpenter, serta cerita non-linear yang dituturkan dengan baik, Emily Rose adalah sebuah tontonan mencekam nan emosional yang menantang anda untuk menguji keteguhan akan keyakinan yang anda anut. [page_break no="6" title="Noroi: The Curse (2005)"] Satu lagi found footage di daftar ini, yang satu ini berasal dari Jepang dan bisa jadi adalah salah satu film horor yang cukup "sulit" untuk ditonton. Film ini menceritakan tentang seorang ahli paranormal bernama Masafumi Kobayashi yang setelah hampir kehilangan nyawanya ketika melakukan investigasi tentang entitas misterius bernama Kagutaba, menghilang secara misterius setelah terjadi kebakaran yang menghanguskan rumahnya dan menewaskan istrinya. Tak lama kemudian, pihak yang menyelidiki hilangnya Kobayashi mendapatkan sebuah kiriman berupa kaset video misterius yang berisi rekaman dirinya dari awal ia menyelidiki kasus paranormal tersebut, hingga pada momen-momen terakhir dirinya sebelum menghilang secara misterius dalam kebakaran tersebut. [read_more id="338448"] Noroi: The Curse bukanlah tipikal film horor yang bisa anda ajak tonton bersama teman atau pacar hanya untuk sekedar seru-seruan belaka. Dengan kisah yang sangat kompleks dan durasi yang panjang untuk ukuran film found footage (sekitar dua jam), butuh kesabaran dan fokus yang cukup kuat untuk mengikuti kisahnya. Tapi bagi anda yang mencari tontonan yang menantang nalar dan berbeda dari template film-film horor sejenis, Noir: The Curse bisa menjadi pilihan yang sempurna. Percayalah, menit-menit terakhir di film ini amat mengerikan, dijamin tidak akan hilang dari benak anda lama setelah film berakhir. Anggap saja itu sebagai "hadiah" atas kesabaran ketika menontonnya. [page_break no="5" title="The Others (2001)"] Grace Stewart (Nicole Kidman) bersama kedua orang anaknya yang mengidap kelainan photosensitivity (sensitif terhadap cahaya) tinggal di sebuah rumah besar di daerah terpencil, menunggu pulangnya sang suami dari tugasnya kala Perang Dunia ke-II berkecamuk. Namun, setelah kedatangan tiga orang pembantu di rumahnya, Grace dan anak-anaknya mulai diganggu oleh hal-hal misterius dan ganjil di rumahnya. Mulai dari suara langkah kaki misterius, bunyi piano dari ruangan musik yang terkunci, dan penampakan sosok-sosok misterius lainnya. Grace pun berusaha untuk menguak misteri dari aktivitas paranormal ini dan apa hubungannya dengan ketiga pelayan baru itu. The Others adalah sebuah gothic horror yang sempurna, dan salah satu yang terbaik sepanjang masa di genre-nya. Alejandro Amenabar tidak mengandalkan jumpscare belaka, namun lebih pada efek pencahayaan dan atmosfir lewat sinematografi yang indah, dibarengi dengan penuturan cerita yang sangat menarik layaknya menyusun kepingan-kepingan puzzle. Dan bisa dibilang, The Others memiliki salah satu ending yang luar biasa mengejutkan, mengesalkan, dan benar-benar merubah persepsi penonton tentang apa yang terjadi 104 menit sebelumnya. Penasaran? Tonton saja sendiri. [page_break no="4" title="Angker"] Sepasang suami istri bersama tiga anak mereka menempati rumah yang baru saja mereka beli. Namun setelah beberapa hari tinggal di rumah itu, mereka mulai diganggu oleh sosok misterius yang mereka percaya sebagai makhluk halus yang sudah menghuni rumah itu, lama sebelum mereka datang. Mereka memanggil paranormal guna membersihkan rumah dari mahluk halus. Setelah diusut lebih jauh ternyata sebelum rumah itu dibangun, di lahan rumah tersebut pernah terjadi pembantaian Dukun Santet, dan sosok yang menghantui mereka adalah hantu nenek-nenek bernama Mbah Tun. Mungkin ini judul yang cukup asing untuk sebagian besar pembaca di sini, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Angker adalah sebuah sajian film horor lokal yang bisa dibilang tak kalah seramnya dengan Pengabdi Setan atau Jelangkung. Disutradarai oleh Muhammad Yusuf, Angker menyajikan sebuah tontonan horor old-school yang sederhana dari segi cerita dan skala, namun tetap sangat menyeramkan. Sosok Mbah Tun sendiri sangat layak disejajarkan dengan tokoh-tokoh film horor Indonesia lainnya seperti Sundel Bolong-nya Suzanna, Turah di Jelangkung, atau Ibu di Pengabdi Setan.

Penasaran dengan tiga film sisanya? Cek di halaman terakhir!

[page_break no="3" title="Dawn of the Dead (2004)"] Sebuah virus misterius merebak ke seluruh dunia, di mana mayat-mayat mendadak hidup kembali menjadi zombie yang haus akan darah dan daging manusia. Hanya dalam hitungan 24 jam, peradaban manusia runtuh dan yang masih hidup harus bertahan dengan mengungsi ke tempat yang aman. Di sebuah kota kecil, sekelompok orang yang berhasil mengungsi ke sebuah pusat perbelanjaan yang masih aman dari ancaman para zombie harus mencari cara untuk bertahan hidup dan melarikan diri dari kota itu, sebelum para mayat hidup mendobrak masuk dan memangsa habis mereka satu per satu. Debut penyutradaraan dari Zack Snyder ini merupakan remake dari film horor karya almarhum George A. Romero berjudul sama dari tahun 1978, dan bisa dibilang remake ini melampaui yang aslinya dari segi ketegangan dan keseramannya. Dengan setting yang minimalis dan karakter-karakter memorable, zombie-zombie di versi Snyder ini sangat buas, cepat, dan benar-benar tanpa ampun dalam memburu mangsa-mangsa mereka. Penempatan humor dan adegan laga yang pas pun juga membuat Dawn of the Dead menjadi sebuah tontonan zombie yang komplit, dan menjadikannya sebagai salah satu tontonan horor wajib untuk anda yang menggemari genre ini. [page_break no="2" title="Under the Shadow (2016)"] Under the Shadow mengambil latar di tahun 1980, kala konflik bersenjata antara Iran dan Irak tengah berkecamuk dan merenggut banyak nyawa, baik dari militan maupun warga-warga di sekitar lokasi konflik. Setelah ditinggal sang suami yang bertugas sebagai tenaga medis di medan perang, Shideh terpaksa harus menghentikan pendidikan kuliahnya dan harus tinggal berdua bersama anak perempuannya, sembari hidup dalam rasa takut akan serangan-serangan misil dari musuh yang terus meneror daerah pemukiman penduduk. Mimpi buruk Shideh mulai terjadi kala sebuah misil yang gagal meledak menghantam apartemen mereka dan menewaskan tetangganya. Semenjak saat itu, mulai muncul hal-hal ganjil di dalam apartemen Shideh sepert barang yang berpindah tempat sendiri dan penampakan berupa wujud cadar yang melayang-layang dengan sendirinya meneror hidup Shideh dan putrinya. [read_more id="338301"] Latar tempat yang minimalis dan suasana mencekam yang terus menyelimuti kisahnya, Under the Shadow benar-benar meneror para karakter dan penonton dari luar dan dalam. Kengerian yang dibangun lewat suspens dan sosok hantu yang nyaris tidak terlihat sama sekali hingga akhir film alias diserahkan kepada benak penonton sendiri, menambah kesan misterius dan mencekam yang luar biasa. Tidak hanya itu, Under the Shadow juga menyimpan subteks yang menarik mengenai feminisme dan pergeseran kondisi sosial di Iran pasca revolusi budaya. Under the Shadow merupakan sebuah tntonan film horor yang memiliki paket lengkap dengan bumbu drama keluarga dan kritikan sosial yang disajikan dengan sangat baik. [page_break no="1" title="The Wailing (2016)"] Suasana damai di sebuah kota kecil bernama Gokseong mendadak berubah menjadi mencekam setelah rentetan insiden misterius yang merebak bagaikan wabah penyakit. Mulai dari orang saling bunuh, bunuh diri, hingga orang-orang yang mendadak menjadi gila. Meskipun awalnya diduga sebagai efek samping dari teler akibat memakan jamur liar beracun yang tumbuh di pinggiran kota, seorang anggota kepolisan bernama Jong Goo (Kwak Do-Won) yakin bahwa penyebab dari kegilaan ini adalah seorang pendatang baru misterius yang berasal dari Jepang (Jun Kunimura); yang dikabarkan sempat terlihat di salah satu TKP insiden-insiden tersebut. Dengan durasi yang amat panjang (150 menit), The Wailing dengan sabar menuturkan kisahnya dengan pola seperti film-film investigasi kepolisan ala Se7en atau Zodiac, namun dengan twist pada penempatan elemen supranatural dan sedikit bumbu komedi hitam. Hasilnya? Film horor ini menjadi sebuah sajian yang sangat, sangat memuaskan dari segala segi. The Wailing sangat minim dengan jumpscare murahan, melainkan mencengkram penonton dengan permainan tensi yang terjaga dengan amat baik, misteri-misteri yang terus membuatmu penasaran, hingga klimaks yang begitu mengerikan. Siap-siap saja, karena film ini akan terus melekat di benak anda lama setelah filmnya berakhir.
Yak, itulah daftar 10 film horor terbaik untuk ditonton di Halloween ini dari penulis. Rata-rata film di daftar ini memang terasa agak asing bukan? Tapi itulah tujuannya, karena selain dari film-film horor seperti dari seri Conjuring, Annabelle, atau yang lainnya, masih banyak film horor yang unik dan tak kalah seram nan menarik untuk ditonton. Selamat menikmati dan selamat bertakut-takut ria! Diedit oleh Fachrul Razi