Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Asiasoft Corporation Public Company Limited, pemimpin dalam bidang online entertainment di Asia Tenggara, tampaknya mulai melirik Indonesia.
Hal ini tidak terlalu mengherankan mengingat Indonesia adalah pasar yang sangat potensial. Bayangkan, untuk Facebook saja, pengguna aktif di Indonesia sudah mencapai peringkat dua dunia, di bawah Amerika Serikat.
Salah satu perusahaan yang bergerak sebagai publisher game online terbesar ini telah mendominasi pasar game online di Asia Tenggara dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Kantor Asiasoft tersebar di Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Target mereka berikutnya adalah Indonesia. Banyaknya pengguna internet maupun gamer menjadi salahsatu alasan Asiasoft memilih Indonesia menjadi negara keempat untuk mendirikan kantor cabangnya.
Saya mewakili Duniaku Network bersama rekan Cornell Gusti dari majalah game online OMEGA dan beberapa wartawan lainnya berkesempatan berkunjung ke mabes Asiasoft di U.M. Tower, Ramkhamhaeng Road, Suanluang Bangkok, Thailand, untuk diskusi dengan Mr. Kittipong Prucksa-aroon, Deputy Managing Director Asiasoft Corporation Public Company Limited.
Saya jadi teringat undangan ke BlizzCon tahun lalu. Ketika itu Blizzard juga menyatakan ketertarikannya akan pasar Indonesia. Mereka akan menyerbu Indonesia dengan game StarCraft II, yang begitu fantastis.
Sayang sekali cara pandang Blizzard sangat berbeda dengan behavior gamer Indonesia. Sistem pay-to-play dengan sistem berlangganan yang sangat sukses di Barat ternyata tidak bisa diterapkan begitu saja di negara kita (dan mayoritas negara Asia Tenggara lainnya). Saya sudah mengingatkan hal ini sebelumnya: "Sulit untuk menembus pasar Indonesia dengan metode selain free-to-play."
Hal yang bertolak belakang saya dapatkan ketika berdiskusi dengan Mr. Kittipong. Asiasoft yang mengakar di Asia Tenggara tentunya sudah paham betul watak masyarakat gamer kita. Game mereka pun mayoritas adalah free-to-play. "Subscribtion hanya untuk Ragnarok Online, dan itu pun hanya di server tertentu," jelas Mr. Kittipong Prucksa-aroon.
"Kami sengaja menargetkan Indonesia karena kita tahu populasi penduduk Indonesia besar dan banyak pengguna internet. Indonesia juga berpotensi besar dan baik untuk berkembang dalam hal pengguna internet," tambah Mr. Kittipong.
Banyaknya anak muda di Indonesia juga menjadi alasan lain Asisoft menjajal membuka kantor cabang di Indonesia. "Anak muda dengan rata-rata usia 17-24 tahun banyak di Indonesia, sekitar 70 persen. Jumlah itu sangat membantu industri game kami," ujarnya.
Mereka menyadari betul, di Indonesia, Asiasoft merupakan pemain baru. Seperti diketahui ada tiga publisher game online besar di Indonesia seperti Lyto, Megaxus, dan Kreon. Namun pihaknya tetap optimis bisa berhasil masuk dalam pasaran Indonesia dengan membawa game FPS anyarnya, Alliance of Valiant Arms (A.V.A).
A.V.A Online adalah FPS online militer yang dikembangkan oleh Redduck Studio, anak perusahaan Neowiz Games dari Korea Selatan. A.V.A diakui sebagai salah satu free-to-play FPS Online terbaik saat ini dan telah memenangkan Korean Game Award pada tahun 2007 ketika pertama kali dirilis di Korea Selatan.
Game ini sendiri sebelumnya menjadi sorotan utama dalam event PlayFPS: International Heroes yang diselenggarakan pada tanggal 23 dan 24 Juli 2011 kemarin.
Keunggulan utama A.V.A Online ini adalah servernya yang terintegrasi dengan server PlayFPS. Server PlayFPS sendiri terkoneksi di empat negara basis Asiasoft (lima bersama Indonesia). Artinya gamer Indonesia bisa bermain melawan sesama gamer Indonesia di server PlayFPS Indonesia, atau ingin beradu melawan pemain internasional dengan menyeberang server ke Thailand, Singapura, Malaysia, atau Vietnam. Semuanya dapat dilakukan tanpa merubah client. Cukup pilih server. Ya, sesederhana itu!
Selain A.V.A Online, Asiasoft juga akan memboyong salah satu MMORPG unggulan mereka, yaitu AIKA Online, yang dikembangkan oleh HanbinSoft.
Asiasoft mungkin masih asing di telinga gamer Indonesia. Namun berbekal pengalaman yang cukup lama (berdiri di Thailand pada tahun 2001) dan berpengalaman mengelola lebih dari 38 juta ID terdaftar dari puluhan game online yang dirilis, tidak mustahil raksasa game Asia Tenggara ini bisa menguasai Indonesia.
Hal lain yang membuat saya sangat optimis adalah: Mereka paham betul 'taste' dan 'behavior' gamer Asia Tenggara (termasuk Indonesia).