Bukan hanya Gatotkaca yang dijiplak mentah-mentah, Wiro Sableng dan Si Buta dari Gua Hantu pun juga digunakan game Perang Rakyat tanpa seijin pemiliknya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Lagi-lagi kasus pelanggaran hak cipta kembali terjadi di toko aplikasi Google dan menimpa seniman dari Indonesia. Salah satu game yang dijual di Google Play Store, Perang Rakyat ternyata sudah menjiplak mentah-mentah semua detail karakter Gatotkaca dari Garudayana yang dibuat oleh ilustrator dan komikus asal Surabaya, Is Yuniarto. Perang Rakyat sendiri adalah sebuah RPG yang di Google dipublikasikan di bawah nama Nusa Game.
Pertama-tama, siapa sih sebenarnya developer dari Perang Rakyat?
Kampanye besar-besaran yang dilakukan
Perang Rakyat tentu membuat gamer penasaran, siapa sebenarnya
developer di balik game ini. Dalam kampanye yang muncul baik di
video ads game lain atau iklan Facebook,
Perang Rakyat dideskripsikan sebagai game lokal buatan Indonesia asli. Saat melihat halaman aplikasinya, memang terlihat nama Nusa Game di sana. Namun Perang Rakyat bukanlah game buatan Indonesia asli, melainkan game dari Cina yang ditranslasikan ke dalam bahasa Indonesia dan dilokalisasi dengan menambahkan hero-hero lokal seperti Gatotkaca dan Wiro Sableng. Hal ini terungkap dari nama
package yang ada di halaman Google Play Store-nya yang menggunakan nama Xuegao. Ketika ditelusuri,
Kembali ke masalah penjiplakan karakter Garudayana, Duniaku sendiri sempat mengkonfirmasikan hal ini kepada Is Yuniarto. Kepada Duniaku, Is mengaku pertama kali tahu kabar ini dari salah satu gamer
Perang Rakyat yang menyadari bahwa desain karakter Gatotkaca di game tersebut sangat mirip dengan Gatotkaca buatan dirinya. "Sekitar pertengahan Juni 2016 saya mendapat kabar di Facebook tentang hal tersebut, awalnya ada player yang merasa mengenal desain Gatotkaca dalam game
Perang Rakyat, lalu mengkonfirmasi ke saya," ungkap Is. "Dan ternyata memang gambar dan desain Gatotkaca di game
Perang Rakyat menjiplak desain Gatotkaca
Garudayana tanpa ijin," ungkapnya. Is mengaku dirinya membuat karakter Gatotkaca ini sudah sejak tahun 2006. "Saya membuat karakter Gatotkaca di komik
Garudayana pada tahun 2006, yang memiliki desain spesifik, terutama pada ornamen
armor dan
color scheme-nya, yang menjadi ciri khas tersendiri," lanjutnya. "Gatotkaca memang posisinya dalam
copyright adalah
public domain, namun desain Gatotkaca
Garudayana karya saya sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM dalam HAKI (Hak atas kekayaan intelektual) kategori Seni Gambar," papar Is lebih lanjut.
Desain asli Gatotkaca Garudayana buatan Is Yuniarto[/caption] Rupanya bukan hanya karakter Gatotkaca dari
Garudayana buatan Is Yuniarto saja yang dijiplak. "Selain karakter Gatotkaca
Garudayana (yang dijadikan
image utama game Perang Rakyat), ada juga karakter Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH (Rights-nya ada di PT Bumi Langit), dan Wiro Sableng karya Tito Bastian. Saya sudah mengkonfirmasi ke PT Bumi Langit bahwa Si Buta dari Gua Hantu dipakai tanpa seijin mereka oleh game
Perang Rakyat," jelas Is. Bahkan, lebih lanjut Is juga sempat mem-
posting promo image dari game
Perang Rakyat, yang ternyata juga mengambil tanpa ijin salah satu
fan art dari Garudayana. [embed_FB urlpost="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154175272499765&set=a.58439524764.65751.814989764&type=3" width="600"] Menanggapi hal ini, Is mengaku sudah berusaha untuk melaporkan kasus ini ke Google. "Masih saya
follow up tentang detai-detail
infringement-nya ke Google. Google masih meminta detail informasi lebih lanjut," pungkasnya.