Teenage Mutant Ninja Turtles 2: Out of the Shadow rilis tanggal 1 Juni. Bagaimana kualitasnya? Cek saja reviewnya ini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Left to right: Donatello, Michelangelo, Leonardo and Raphael in Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows from Paramount Pictures, Nickelodeon Movies and Platinum Dunes[/caption]
Ingin tahu kualitas film yang baru rilis ini? Simak review TMNT 2: Out of the Shadow untuk mengetahui apakah filmnya layak ditonton!
Sinopsis Sebelumnya, Shredder berhasil diatasi oleh para kura-kura. Namun kali ini, Foot Clan dibantu oleh si genius Baxter Stockman mencoba membebaskan petarung berbahaya itu dari kurungan. Berhasilkan mereka? Sementara itu, Komandan Krang berencana membawa Technodrome-nya ke bumi. Ia sudah memiliki rencana tersendiri. Di saat mereka harus dihadapkan pada dua ancaman ini, para Kura-Kura Ninja justru retak karena penemuan serum yang bisa mengubah wujud mereka menjadi manusia. Apakah para kura-kura akan mencoba menggunakannya, supaya mereka bisa membaur dengan dunia atas?
Seperti Kartunnya Left to right: Donatello, Michelangelo, Leonardo and Raphael in Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows from Paramount Pictures, Nickelodeon Movies and Platinum Dunes[/caption] [read_more id="254648"] Seperti film kartunnya dulu. Itulah yang terlintas di benak penulis review
TMNT 2: Out of the Shadow saat menyaksikan filmnya. Prekuel film ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Namun terasa sekali kalau saat itu sutradara Jonathan Liebesman, atau tim penulis naskah, kebingungan menentukan mood film hingga bagian tengah. Apalagi ada indikasi kalau Eric Sacks direncanakan untuk menjadi Shredder, hingga saat Shredder baru ditampilkan masih ada kejanggalan plot. Tapi saat filmnya mulai memasuki bagian tengah, film perdana
TMNT di bawah arahan produser Michael Bay itu mulai terasa oke. Kali ini, Dave Green tak kesulitan menentukan arah cerita yang dia inginkan. Ia sepertinya mencoba menyajikan film ini sesuai dengan arah kartunnya dulu. Akibatnya, bisa dilihat dari desain para kura-kura yang jadi lebih kartun, karakter para kura-kura yang lebih hidup, hingga musuh berwarna seperti Krang, Bebop, Rocksteady, dan Baxter Stockman, film ini pun bisa menjadi tontonan yang menyenangkan untuk keluarga. Selain fan para kura-kura, yang akan senang melihat penampilan ninja-ninja ini yang sesuai versi terdahulu, fan penjahat Baxter Stockman, Bebop, Rocksteady, dan Krang pun tampaknya akan senang. Keempat karakter antagonis ini disajikan dengan baik. Tyler Perry mampu menyajikan Baxter Stockman sebagai sosok antagonis konyol, namun efektif, dengan baik. Tapi tak salah lagi, penampilan Bebop dan Rocksteady di sini benar-benar mantap. Karakter keduanya disajikan kocak, namun jauh lebih kompeten dari versi mereka di kartun dulu. Keduanya pun layak masuk ke daftar antagonis paling berkesan dari deretan film adaptasi komik tahun ini.
Mengesampingkan adegan
fan service singkat dari Megan Fox, yang juga sudah ditampilkan di trailer, film ini memang bersih. Tidak ada kata-kata kotor, adegan seramnya hanya terbatas ke transformasi Bebop dan Rocksteady, bahkan korban jiwanya pun minimal. Plot perpecahan Kura-Kura Ninja dan rencana Shredder pun bukan sesuatu yang akan membuat anak kecil bingung. Karenanya, kalau kamu adalah orang tua yang ingin mencari tontonan
superhero tapi takut dengan nuansa kelam
Captain America: Civil War dan
Batman V Superman, atau dengan bijaksana menghindari darah dan kata-kata kotor
Deadpool, maka
TMNT 2 adalah film yang cocok.
Kelemahan Seperti biasa, review
TMNT 2: Out of the Shadow ini juga akan menyorot sejumlah kelemahan yang ada di filmnya. Fan yang mengharapkan pendekatan ala komik asli Kura-Kura Ninja, yang cukup brutal dan kelam karena itu adalah parodi gaya Frank Miller, jelas harus kembali kecewa. Film ini cukup jauh dari nuansa kelam, jadi yang ingin pendekatan dewasa pada kisah Kura-Kura Ninja sebaiknya menghindari film ini. Selain itu, Cassey Jones terasa sebagai tempelan di film ini. Aktor yang dibawakan oleh sang Arrow, Stephen Amell, itu memang terasa oke - meski Amell kadang
overacting. Tapi setelah dilihat baik-baik, sepertinya ia bisa dipotong dan tak ada efek berarti selain untuk satu bagian di klimaks. Tak mengherankan, mengingat ternyata karakter ini tadinya tak direncanakan. Seperti disampaikan [outbound_link text="Screen Rant" link="http://screenrant.com/ninja-turtles-2-casey-jones-michael-bay/"], karakter ini ada hanya karena produser Michael Bay menginginkannya. Klimaks film ini oke, tapi pertarungannya terasa berlalu begitu saja. Dan Shredder, meski diposisikan lebih baik dari film sebelumnya, tak terasa benar-benar melanjutkan konfliknya dengan para kura-kura karena rencana pribadinya sepanjang film.
Kesimpulan Kesimpulan review
TMNT 2? Film ini memiliki sejumlah kelemahan. Apakah kelemahan itu terasa mengganggu atau tidak tergantung apa kamu dulu fan film animasinya. Bila iya, bisa jadi kamu akan mengabaikannya. Bila tidak? Maka kelemahan-kelemahan itu bisa jadi akan terasa mengganggu.