BlackBerry resmi menghentikan produksi smartphone BlackBerry mereka, dan meng-outsource ke pihak luar. Di luar dugaan, perusahaan yang digandeng BlackBerry untuk merakit ponsel tersebut ternyata dari Indonesia.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
[read_more id="116413"] Sebuah kabar menyejutkan datang dari BlackBerry. Kemarin mereka mengumumkan akan menghentikan produksi smartphone BlackBerry di internal perusahaan, dan menandai berakhirnya era smartphone BlackBerry di pasaran. Setelah kita mendengar aplikasi andalannya BlackBerry DTEK50, salah satu BlackBerry Android terbaru, yang sebenarnya juga sudah diproduksi oleh pihak luar, yaitu Alcatel.[/caption] Namun bukan berarti nama BlackBerry akan hilang. Karena partner dari Indonesia, yang diketahui ternyata itu adalah PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, bisa memproduksi smartphone BlackBerry buatan Indonesia, dan mereka bisa menggunakan nama BlackBerry mereka sendiri. Yang resmi berakhir adalah smartphone yang diproduksi oleh BlackBerry sendiri di Kanada. [read_more id="145645"] Alasan BlackBerry beralih fokusnya pada pengembangan perangkat lunak adalah keuntungan yang mereka dapatkan dari bisnis software tersebut meningkat pada tahun fiskal terakhir. Dan mereka kini akan lebih terfokus lagi pada pengembangan perangkat lunak, termasuk itu aplikasi keamanan. Selamat tinggal smartphone BlackBerry yang masih dibuat oleh BlackBerry...[/caption] Kini BlackBerry mengakhiri semua pengembangan perangkat keras dan meng-outsource fungsi perusahaan mereka terseut kepada rekannya. Keputusan ini bertujuan untuk mengurangi kebutuhan modan, sekaligus juga meningkatkan penerimaan modal yang mereka investasikan. Sebelumnya, BlackBerry sudah berusaha beberapa tahun belakangan mencari ceruk baru di tengah pasar yang didominasi Android dan iOS. Bahkan mereka memberikan kombinasi yang tidak biasa melalui BlackBerry Priv, yang memadukan keyboard klasik BlackBerry dengan antar muka Android. Hanya saja kompetisi yang dihadapinya terlalu kuat, dan BlackBerry Priv yang diharapkan mampu mendongkrak pemasukan mereka dari lini bisnis smartphone ternyata tidak terlalu laku di pasaran. Sempat menjadi harapan, BlackBerry Priv justru tidak terlalu laku di pasaran. Harganya yang kelewat mahal menjadi salah satu alasan konsumen enggan memilihnya...[/caption] BlackBerry sendiri juga sudah menghentikan produksi smartphone klasik mereka yang dilengkapi keyboard QWERTY awal tahun ini, smartphone yang beberapa tahun lalu sangat laris di pasaran Indonesia. Namun dengan kerigian yang terus bertambah, mereka melaporkan angkanya sampai US$372 juta hingga kuratal kedua yang berakhir 31 Agustus 2016, serta pendapatan juga terus turun di angka US$334 juta, dari US$490 juta pada periode yang sama tahun lalu, maka keputusan mereka menghentikan produksi internal smartphone ini bisa dimaklumi. Kami juga belum mendapatkan kabar apakah keputusan ini akan mempengaruhi peluncuran BlackBerry DTEK60, yang kabarnya direncanakan minggu kedua Oktober 2016 mendatang. [read_more id="270228"] Keputusan ini sepertinya disambut sangat baik oleh para investornya. Saham BlackBerru sempat meningkat hingga 4% menjadi US$8.22 di New York kemarin, meskipun nilai tersebut tetap jauh lebih rendah dibandingkan ketika nilai saham mereka pada puncaknya Oktober 2011 lalu di harga US$23.97. Dan dengan beralih fokus meninggalkan bisnis perangkat keras, BlackBerry bisa lebih leluasa dalam mengembangkan layanan bisnis, aplikasi BBM mereka, dan juga aplikasi keamanan cyber yang mana saat ini mereka termasuk yang paling bisa diandalkan dan kompetisinya tidak seberat ketika terjun di bisnis hardware sebuah smartphone.
Bagaimana menurut kalian langkah BlackBerry kali ini? Apakah kalian tidak sabar menunggu seperti apa wujud BlackBerry buatan Indonesia yang diproduksi oleh Tiphone?
Sumber: Bloomberg