Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa saja pertarungan terbaik Roronoa Zoro di One Piece?
Menjawabnya sebenarnya agak sulit karena Zoro termasuk yang konsisten mendapat kesempatan bersinar dalam duel.
Tapi ini pilihan saya soal 10 pertarungan terbaik Roronoa Zoro di One Piece!
10. Roronoa Zoro lawan Rob Lucci (Egghead)
Dari segi intensitas, pertarungan ini mungkin kalah dibandingkan beberapa duel lain di daftar ini. Hal ini disebabkan oleh porsi tayangannya yang terbagi, karena banyak konflik lain yang terjadi secara bersamaan di Pulau Egghead.
Namun, momen penyelesaiannya tetap sangat berkesan. Setelah merasa tersentil oleh komentar Sanji yang menyebutnya sebagai beban, Zoro mendadak berubah serius. Ia dengan tenang menghindari seluruh serangan Lucci sebelum melancarkan Kokoba Madara Gari, serangan tebasan kuat yang menaklukkan Lucci.
Meskipun Lucci masih hidup setelah serangan tersebut, tebasan Zoro memastikan bahwa Lucci tidak lagi menjadi ancaman di alur ini. Momen ini menegaskan peningkatan kekuatan besar Zoro sekaligus Bajak Laut Topi Jerami secara keseluruhan. Soalnya yang dikalahkan Zoro ini adalah sosok yang terasa begitu jadi ancaman saat alur Enies Lobby!
Yang menarik, Zoro bahkan tidak mengenakan bandana khasnya dalam pertarungan ini, seolah menunjukkan bahwa ia tidak menganggap Lucci sebagai lawan yang layak untuk kekuatan penuh.
Baca Juga: One Piece Cafe Jakarta Segera Dibuka, Ini Keseruan dan Menu Menariknya
9. Roronoa Zoro lawan Bartholomew Kuma
Perjuangan Zoro melawan Kuma terasa berat sebelah, mengingat saat itu Kuma jauh lebih kuat dari seluruh kru Topi Jerami.
Serangan kejutan Zoro menggunakan teknik Shishi Sonson bahkan gagal melukai Kuma karena tubuhnya yang sudah sepenuhnya dimodifikasi menjadi Pacifista, teknologi yang saat itu berada di luar kemampuan Zoro untuk ditangani.
Namun perjuangan Zoro ini tetap berkesan.
Yang berkesan juga adalah adegan setelahnya, yaitu kesediaan Zoro untuk menerima seluruh rasa sakit Luffy dari Kuma sebagai bentuk pengorbanan. Ini tidak hanya menunjukkan keberanian, tetapi juga loyalitasnya yang luar biasa.
Momen ini, dengan Zoro berdiri tegak meski diliputi luka, sambil dia mengatakan tak ada yang terjadi, membuatnya menjadi salah satu adegan paling ikonik dan emosional dalam sejarah One Piece.
8. Roronoa Zoro lawan Kamazou (Killer)
Pertarungan ini menjadi lebih menarik ketika kemudian terungkap bahwa Kamazou adalah Killer, tangan kanan Eustass Kid. Fakta ini memberikan lapisan tambahan pada duel mereka.
Ini sebenarnya duel antara dua anggota Generasi Terburuk!
Dalam pertarungan ini, Zoro tidak hanya menghadapi Kamazou tetapi juga diganggu oleh Gyukimaru, yang membuat situasi semakin sulit. Meski begitu, Zoro berhasil menang setelah mendaratkan serangan penutup yang unik—dia menggigit salah satu sabit Kamazou (yang sempat menancap di tubuhnya) dan menggunakannya sebagai "pedang" ketiganya, menunjukkan kreativitas sekaligus kegigihannya.
Pertarungan ini juga menarik karena baik Zoro maupun Killer tidak menggunakan senjata andalan mereka. Zoro kekurangan satu pedang, sementara Killer tidak membawa Punishers yang menjadi ciri khasnya. Meski kondisi tersebut tidak ideal, duel ini tetap memikat dan menampilkan kemampuan adaptasi serta ketahanan kedua petarung.
7. Roronoa Zoro lawan 100 pemburu bayaran
Momen ini terasa sebagai adegan yang menegaskan kalau Zoro memang layak berada di Grand Line. (Atau setidaknya, wilayah Paradise-nya, karena saat itu dia jelas masih terlalu lemah untuk New World).
Dia harus menghadapi 100 pemburu bayaran seorang diri karena Bajak Laut Topi Jerami lain tertidur. Yang tidak tertidur, Nami, tidak membantunya dalam situasi ini.
Meski kalah jumlah dan masih membiasakan diri dengan dua pedang barunya, Yubashiri dan Sandai Kitetsu, Zoro bisa mengalahkan mereka semua tanpa masalah.
Bahkan Mr. 5 dan Miss Valetine yang datang kemudian pun bukan masalah bagi dia. Yang jadi bisa merepotkan Zoro di Whiskey Peak justru Luffy, ketika kaptennya itu menyerangnya karena salah paham.
6. Roronoa Zoro lawan Dracule Mihawk
Pertarungan Zoro melawan Mihawk di Baratie adalah salah satu momen yang paling berkesan dalam perjalanan awal Zoro sebagai pendekar pedang. Duel ini memang sangat berat sebelah; Mihawk, pendekar pedang terhebat di dunia, bahkan tidak perlu mengeluarkan pedang hitam legendarisnya, Yoru, hingga akhir pertarungan. Sebelumnya, ia mampu mendesak Zoro hanya dengan pisau kecil, seolah menunjukkan betapa jauhnya perbedaan kekuatan di antara mereka.
Pada akhirnya, Zoro menderita cedera parah, dengan luka besar di dadanya sebagai tanda kekalahan telak. Tidak hanya itu, ia kehilangan dua dari tiga pedangnya.
Kekalahan ini juga menjadi hambatan besar baginya di Arlong Park, alur cerita setelahnya, di mana ia masih harus berjuang dengan tubuh yang belum pulih sepenuhnya dan juga hanya memiliki satu pedang efektif. Kalau saja Zoro punya tiga pedang lengkap saat itu, dan bukannya kemudian harus meminjam dari Johnny dan Yosaku, mungkin dia akan lebih ngeri lagi.
Namun, dari segi perkembangan karakter, duel ini adalah titik balik besar bagi Zoro. Kekalahannya tidak membuatnya menyerah, melainkan memperkuat tekadnya untuk menjadi lebih kuat. Dalam momen emosional yang sangat berkesan, Zoro bersumpah untuk tidak pernah kalah lagi hingga ia menjadi pendekar pedang terkuat di dunia. Mihawk, terkesan oleh keberanian dan tekad Zoro, menerima sumpah tersebut, menandai duel ini sebagai awal perjalanan besar Zoro menuju impiannya.
5. Roronoa Zoro lawan Pica
Sangat epik dan menyenangkan melihat bagaimana Zoro memotong-motong tubuh batu besar Pica.
Namun bagian paling berkesan dari pertempuran ini jelas di penutupnya: Pica yang terpojok melapisi seluruh tubuhnya dengan Busoshoku Haki sebelum menyerang Zoro.
Pica tetap tertebas dengan teknik Sanzen Sekai, menegaskan kekuatan Zoro setelah time-skip.
4. Roronoa Zoro lawan Ryuma
Pertarungan Zoro melawan Ryuma, meskipun singkat, sangat destruktif menyebabkan kehancuran besar di sekitarnya. Atmosfer momen ini terasa intens, karena Zoro harus berhadapan dengan mayat hidup Ryuma, seorang samurai legendaris yang kehebatannya masih tersisa meskipun tubuhnya dikendalikan oleh bayangan Brook. (Yang berarti Zombi Ryuma menggunakan teknik Brook, bukan kemampuan asli Ryuma).
Meski durasinya tidak panjang, pertarungan ini tetap memukau karena menampilkan duel penuh hormat antara dua pendekar pedang hebat. Zoro tidak pernah meremehkan Ryuma dan menunjukkan penghormatan tinggi pada keterampilan lawannya.
Bagian akhir pertarungan terutama berkesan. Dengan serangan Hiryu: Kaen, Zoro menggabungkan kekuatan dan presisi untuk membuat tubuh Ryuma terbakar, menandakan kemenangan yang menentukan.
Setelah kekalahannya, zombi Ryuma dengan tenang menyerahkan pedang legendarisnya, Shusui, kepada Zoro, mengakui kekuatannya.
3. Roronoa Zoro lawan Kaku
Tahukah kamu bahwa dari ribuan bab One Piece, Zoro hanya pernah mengerahkan Asura sebanyak tiga kali dalam cerita kanon? Teknik ini, yang membuat Zoro seakan memiliki tiga kepala dan enam lengan, pertama kali ia gunakan untuk mengalahkan Kaku di Enies Lobby, kemudian melawan salah satu Pacifista di Sabaody, dan terakhir saat menebas Kaido di Onigashima, Wano.
Fakta bahwa Zoro pertama kali mengerahkan teknik langka ini saat menghadapi Kaku menunjukkan betapa seriusnya ancaman Kaku pada saat itu. Sebagai salah satu anggota CP9, Kaku bukanlah lawan biasa. Ia adalah pendekar pedang tangguh yang menguasai teknik Rokushiki, termasuk kemampuan Rankyaku yang bisa menyerang dari jarak jauh.
Tidak hanya itu, dalam puncak pertarungan, Kaku semakin berbahaya karena mulai beradaptasi dengan bentuk Zoan jerapahnya, menggunakan kekuatannya untuk menciptakan serangan kombinasi yang unik dan sulit diprediksi. (Walau bahkan di bab akhir pertarungan mereka pun masih ada saja situasi lawak dengan Kaku).
Momen ketika Zoro akhirnya mengerahkan Asura terasa sangat epik dan memuaskan. Transformasi Zoro dengan tiga kepala dan enam lengan tidak hanya memberi kesan mengerikan tetapi juga menunjukkan manifestasi semangat bertarungnya yang luar biasa. Serangan pamungkasnya, Asura: Ichibugin, menembus pertahanan Kaku dan mengakhiri duel ini dengan tegas. Teknik ini tidak hanya menonjolkan kekuatan Zoro tetapi juga menunjukkan betapa ia siap mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengatasi tantangan yang ada.
Penggunaan Asura di sini menandai tonggak penting dalam perkembangan Zoro sebagai pendekar pedang. Teknik ini memperkuat statusnya sebagai petarung kelas atas di kru Topi Jerami dan menjadi bukti bahwa ia mampu mengalahkan musuh kuat bahkan dalam situasi yang sulit.
Pertarungan melawan Kaku adalah salah satu duel paling berkesan yang memperlihatkan kreativitas, tekad, dan kekuatan luar biasa Zoro.
2. Roronoa Zoro lawan Daz Bones
Pertarungan Zoro melawan Daz Bones alias Mr. 1 di Arabasta tetap menjadi salah satu duel terbaik dalam perjalanan Zoro. Duel ini penuh tantangan, karena Daz Bones memiliki tubuh baja berkat kemampuan Supa Supa no Mi, membuat Zoro tidak bisa melukai lawannya meskipun menggunakan teknik terbaiknya. Sepanjang pertarungan, Zoro banyak menerima serangan brutal, menjadikannya bulan-bulanan di tengah perjuangannya untuk menemukan cara mengatasi tubuh baja Daz Bones.
Namun, yang membuat pertarungan ini begitu berkesan bukan hanya pertarungan fisiknya, tetapi juga momen pencerahan Zoro. Dalam kondisi hampir putus asa, Zoro akhirnya memahami wejangan gurunya di masa lalu tentang menjadi pendekar yang mampu memilih apa yang harus dipotong dan apa yang harus dibiarkan utuh.
Pencerahan ini adalah titik balik dalam perjalanannya sebagai pendekar pedang, di mana ia mulai memahami bahwa pedang sejati bukan hanya alat penghancur, tetapi juga memiliki harmoni dengan sekelilingnya.
Dengan pencerahan ini, Zoro akhirnya mampu menebas tubuh baja Daz Bones menggunakan teknik Shishi Sonson, sebuah momen epik yang menegaskan kekuatan dan kematangan barunya sebagai pendekar pedang.
Pertarungan ini bukan hanya kemenangan melawan musuh yang kuat, tetapi juga simbol perkembangan Zoro sebagai petarung, memperkuat keyakinannya bahwa ia sedang berada di jalur yang benar menuju impiannya untuk menjadi pendekar pedang terkuat di dunia.
1. Roronoa Zoro melawan King
Puncak pertarungan Roronoa Zoro melawan King penuh dengan momen epik yang menandai salah satu titik tertinggi perkembangan Zoro sebagai pendekar pedang.
Sebelumnya, Zoro memang sempat tanpa sadar mengerahkan Haoshoku Haki untuk memperkuat tebasannya saat melawan Kaido, hingga justru Kaido yang menyadari potensi besar Zoro.
Namun, melawan King, Zoro akhirnya memahami sepenuhnya kemampuan Haoshoku Haki dan bagaimana menggunakannya secara sadar. Momen ini menjadi terobosan penting, di mana Zoro tak hanya memanfaatkan kekuatan mentahnya, tetapi juga memadukan kemampuannya dengan pedang barunya, Enma, yang selama ini menguji batas stamina dan ketekunannya.
Pemahaman Zoro terhadap sifat sejati Enma menjadi kunci dalam pertarungan ini. Ia membiarkan pedang itu menyerap lebih banyak Haki dari dirinya, hingga membuat serangannya dilapisi Haoshoku Haki.
Namun, yang membuat pertarungan ini lebih mendalam adalah cara Zoro memperhatikan detail kecil untuk mengungguli King. Setelah pengamatan cermat, Zoro menyadari bahwa King hanya bisa dilukai ketika api di punggungnya padam.
Dengan cerdas, ia memanfaatkan momen tersebut untuk melancarkan serangan, membuktikan bahwa kekuatannya tak hanya berasal dari otot, tetapi juga kecerdasan dan strategi.
Pertarungan ini juga memiliki signifikansi besar bagi dinamika kru Topi Jerami. Sebelum Wano, hanya Luffy yang berhasil mengalahkan seorang komandan Yonko, yakni Katakuri.
Dengan menumbangkan King—tangan kanan Kaido, salah satu Yonko terkuat di dunia—Zoro tidak hanya menunjukkan bahwa ia layak menjadi tangan kanan Luffy, tetapi juga menegaskan bahwa kru Topi Jerami kini benar-benar setara dengan kru Yonko lainnya. Terutama karena Sanji juga mengalahkan Queen sebelumnya, yang merupakan salah satu komandan terkuat di kelompok Kaido.
Nah itu 10 pertarungan terbaik Roronoa Zoro di One Piece.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: Apakah Buah Iblis Loki One Piece Bukan Logia? Ini Kemungkinannya