Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bleach karya Tite Kubo dan Jujutsu Kaisen karya Gege Akutami adalah serial shounen populer yang cukup diminati oleh banyak orang. Keduanya menawarkan kisah supernatural penuh aksi mendebarkan dengan daya tarik khasnya masing-masing.
Sementara manga Bleach telah jauh lebih dulu tamat dari Jujutsu Kaisen, akhir cerita kedua seri tersebut sempat menjadi perbincangan panas di kalangan para penggemar.
Masing-masing dari mereka saling membandingkan kualitas antara Bleach dan Jujutsu Kaisen. Ini berawal dari kekecewaan pembaca setia JJK yang merasa kurang puas dengan ending JJK yang terasa memiliki sejumlah celah.
Meskipun suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu cerita merupakan pandangan subjektif yang didasarkan pada selera masing-masing, tetapi ada beberapa hal dari ending Bleach yang lebih baik dibanding Jujutsu Kaisen.
Lalu, apakah ending Bleach lebih baik dari Jujutsu Kaisen? Simak pembahasannya berikut, yuk!
1. Ending Bleach mencakup keseluruhan arc, sedangkan JJK hanya mengakhiri arc yang sedang berlangsung secara terburu-buru
Thousand-Year Blood War merupakan alur puncak dalam seri Bleach. Arc tersebut mengeksplorasi konflik utama yang telah disinggung sejak awal cerita dimulai, yakni perseteruan antara Shinigami dan Quincy yang terjadi jauh di masa lampau.
Untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan tersebut, karakter-karakter seperti Ichigo, Byakuya, hingga Kenpachi pun turun tangan. Dengan begitu, pertarungan melawan Yhwach benar-benar mewakili aspek pengorbanan dan warisan dari masa lalu yang harus mereka tuntaskan.
Di sisi lain, Jujutsu Kaisen diselesaikan dengan cara yang tergesa-gesa, di mana alur puncaknya langsung berakhir dalam 5 chapter langsung. Gege membiarkan beberapa plothole seperti motivasi Kenjaku yang ditinggalkan begitu saja selepas kematiannya. Padahal, sebelumnya ia telah dinobatkan sebagai antagonis utama yang menjadi dalang di balik keseluruhan konflik dalam cerita.
2. Perkembangan kekuatan Ichigo yang lebih konsisten dibanding Yuji dan Megumi
Perkembangan karakter merupakan poin utama yang menjadi fokus dalam serial shounen seperti Bleach dan Jujutsu Kaisen. Oleh karena itu, penting bagi para author untuk mengeksplorasi poin tersebut dengan cara yang masuk akal.
Ichigo tumbuh menjadi petarung andal setelah melalui proses panjang yang jelas alurnya. Dia berkembang berkat menjalani rangkaian pelatihan yang konsisten bersama beberapa karakter, mulai dari Rukia, Urahara, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Yuji dan Megumi secara ajaib tampil sebagai karakter OP menjelang puncak konflik tanpa disoroti dengan jelas bagaimana keduanya mendapatkan kekuatan tersebut.
3. Karakter yang mati di Bleach mendapatkan perpisahan yang layak jika dibandingkan dengan karakter JJK
Dalam serial action seperti Bleach maupun JJK, kematian karakter adalah sesuatu yang lazim terjadi. Namun, sang mangaka punya pilihan untuk membuat momen perpisahan tersebut jadi terasa lebih bermakna, terlepas dari fakta bahwa karakter tersebut tak memiliki dampak secara langsung terhadap keseluruhan alur cerita.
Di Bleach misalnya, kematian ibu Ichigo dan kakek Uryu dibuat begitu emosional lewat flashback yang penuh haru. Begitu pula dengan kematian Kaien Shiba yang memberi pengaruh besar terhadap keberlanjutan hidup Rukia.
Sementara itu, di Jujutsu Kaisen, Gege membiarkan status Nobara menjadi tak jelas dalam waktu yang cukup lama dan membuat penggemar berada di posisi yang tak menentu. Di sisi lain, kematian Gojo memang berhasil menciptakan impact yang cukup besar, tetapi sayangnya itu terjadi secara mendadak dan seakan dipaksakan.
Baca Juga: Daftar Episode Filler Bleach, Cerita Sampingan dalam Anime Bleach
4. Kematian Sukuna terlalu tiba-tiba dan tak sememuaskan momen kematian Yhwach
Raja Kutukan Sukuna benar-benar tampil sebagai ancaman yang nyata di keseluruhan alur Jujutsu Kaisen, di mana ia telah membunuh banyak penyihir Jujutsu tangguh termasuk Gojo. Berkat itu, muncul keputusasaan dan tanda tanya besar mengenai siapa yang akan memutus kekuasaan sang antagonis tersebut.
Pada akhirnya, Sukuna dikalahkan oleh Yuji, Nobara, dan Megumi. Namun, momen ini terasa begitu tiba-tiba, membuat semua pengorbanan dan nyawa yang telah dipertaruhkan sebelumnya menjadi tak begitu berarti. Apalagi, Sukuna adalah roh dengan kekuatan yang sangat mengerikan.
Di sisi lain, Yhwach dari semesta Bleach benar-benar dikalahkan dengan cara yang apik. Proses tersebut melibatkan beberapa karakter pokok yang sudah bersama-sama kita saksikan perkembangan dan sepak terjangnya, yakni Ichigo, Uryu, dan Aizen.
Kematian Yhwach sebenarnya juga cukup terburu-buru. Namun, Tite Kubo punya cara yang tepat untuk menutupi kekurangan itu lewat penutupan naratif yang cukup menjelaskan segalanya.
5. Energi terkutuk tak dijelaskan sepenuhnya seperti Shikai dan Bankai
Di universe Jujutsu Kaisen, teknik terkutuk menjadi sumber kekuatan utama yang dimiliki para petarung. Itu merupakan energi negatif yang terkumpul dan membentuk teknik unik yang digunakan para penyihir Jujutsu untuk melawan roh kutukan.
Harus diakui, sistem kekuatan tersebut sangat unik, apalagi jika Gege mampu mengeksplorasi kekuatan tersebut secara spesifik, seperti yang dilakukan Tite Kubo terhadap Shikai dan Bankai.
Shikai dan Bankai di serial Bleach menawarkan sistem berbeda yang lebih terstruktur dan jelas tingkatannya. Dengan begitu, kekuatan tersebut bisa menjadi tolok ukur seberapa jauh para Shinigami berkembang.
6. Pertarungan antara Ichigo vs Yhwach lebih menegangkan daripada Yuji vs Sukuna
Puncak pertumbuhan kekuatan Ichigo baik secara fisik maupun mental dipertaruhkan dalam pertarungannya melawan Yhwach. Itu merupakan perang yang tak hanya menentukan keberlangsungan Soul Society, tetapi seluruh semesta.
Dengan begitu, pertarungan antara Ichigo melawan Yhwach di Bleach terasa begitu emosional dan penuh akan pertaruhan.
Ini terasa berbeda dengan pertarungan antara Yuji dan Sukuna di serial Jujutsu Kaisen, terutama mengingat karakter Yuji yang sempat tersisihkan sebagai protagonis utama cerita.
Pertempuran tersebut memang memperlihatkan teknik terbaru yang dikuasai Yuji. Sayangnya, penyelesaiannya tak begitu memuaskan karena masih menyisakan beberapa pertanyaan. Inilah mengapa sangat penting untuk menyoroti lika-liku hidup sang protagonis secara mendalam.
Baca Juga: Urutan Nonton Bleach, Cerita Utama, Film hingga Episode Filler!
7. Asal-usul Yhwach benar-benar dieksplorasi dibandingkan dengan Sukuna
Debut di Thousand-Year Blood War Arc, Yhwach diperkenalkan sebagai putra dari Soul King sekaligus nenek moyang para Quincy. Ia berambisi untuk membunuh Soul King yang ia pandang sebagai sosok tiran. Ini menunjukkan kedalaman karakter yang kuat dan menjadikannya sebagai tokoh antagonis yang kompleks.
Lain halnya dengan Sukuna yang bahkan latar belakangnya kurang dijelaskan dalam cerita. Penggemar hanya diberi tahu bahwa ia merupakan penyihir Jujutsu dari era Heian yang dibunuh karena kekuatannya yang mengancam. Alasan pasti bagaimana akhirnya Sukuna dijuluki Raja Kutukan pun tak dieksplorasi dengan baik.
8. Karakter pendukung di Bleach menerima pendekatan yang lebih baik daripada JJK
Meskipun hanya berperan sebagai pendukung, kehadiran karakter sampingan telah menjadi fondasi penting bagi perkembangan alur cerita.
Di Bleach, kita melihat bagaimana Tite Kubo mampu memperlakukan para karakter pendukungnya dengan adil. Artinya, mereka turut mengalami pendalaman karakter yang cukup baik, entah itu berhubungan dengan perkembangan kekuatan seperti yang dialami Rukia dan Renji, penebusan dosa seperti yang dilakukan Grimmjow, dan lain-lain.
Sebaliknya, penggemar tak menemukan perlakuan serupa pada karakter-karakter sampingan di semesta Jujutsu Kaisen. Karakter seperti Inumaki dan Panda seakan dilupakan begitu saja, tak sebanding dengan kontribusi mereka pada awal-awal cerita dimulai.
9. Momen kebangkitan Nobara yang terasa dipaksakan, tak seperti Byakuya di Bleach
Pada dasarnya, Bleach dan Jujutsu Kaisen menyoroti kisah tentang perjuangan para karakter untuk terus berkembang agar bisa berkontribusi banyak dalam pertempuran.
Byakuya sempat mengalami kekalahan telak atas As Nodt. Dalam kondisi yang begitu rentan, ia menjalani perawatan intensif di istana kerajaan. Proses tersebut melambangkan pertumbuhan serta penebusan sehingga kemudian ia dapat kembali ke medan perang demi menyelamatkan Rukia.
Lain halnya dengan Nobara yang secara ajaib muncul di pertarungan puncak setelah sebelumnya absen dan benar-benar dilupakan oleh sang author pasca pertempurannya melawan Mahito.
Nah, itulah beberapa poin dari ending Bleach yang lebih baik jika dibandingkan dengan Jujutsu Kaisen. Menurut kamu, mana serial yang paling memuaskan dan berkesan secara keseluruhan?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku
Baca Juga: 8 Arc Bleach Terbaik Layak Rewatch, Seru dan Gak Bikin Bosan!