Duniaku.net kali ini mendapatkan kesempatan eksklusif loh untuk melakukan wawancara dengan pembuat Garudayana, Mas Is Yuniarto. Yuk baca di sini untuk mengetahui seluk-beluk Garudayana beserta "sneak peek" seperti apa masa depan Garudayana.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
- Pertama-tama selamat atas terbitnya Garudayana ketiga ya Mas Is. Saya sedikit tertarik dengan tema yang dipilih Mas Is untuk Garudayana ini, padahal dua komik Mas Is sebelum ini kan menggunakan seting negeri fantasi, dan lebih mengarah ke budaya luar, kenapa sekarang lebih memilih menggunakan budaya asli dalam negeri? [/caption] Terima kasih ya. Komik pertama saya Wind Rider dan kedua Knights of the Apocalypse, keduanya bertema fantasi. Untuk komik ketiga ini megambil budaya wayang namun juga bernuansa fantasi. Di sini saya mengangkat kebudayaan Indonesia dari tema wayang itu. Kenapa saya mengangkat tema wayang? Semua itu berawal dari kegelisahan saya. Di sini saya menggunakan gaya gambar manga atau komik Jepang. Kenapa manga? Kenapa tidak menciptakan style menggambar sendiri? Karena pada saat saya masih kecil (sekitar tahun 1980-an), waktu itu komik-komik yang ada adalah komik Amerika, Eropa, Hongkong, dan Jepang. Dan saat belajar menggambar waktu itu, saya mendapatkan referensi dari komik-komik itu. Susah menemukan referensi untuk komik Indonesia di toko-toko buku saat itu. Dan memang saya sendiri melihat komik-komik asli Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri di dalam gaya menggambarnya. Saya melihat tantangan yang berbeda di generasi sekarang, begitu banyak media dan komik hanyalah salah satunya. Style menggambar juga sudah banyak bercampur. Di Garudayana, saya mencoba bereksperimen dengan cara menampilkan komik wayang yang dulu sangat populer. Menampilkan komik wayang dengan gaya gambar manga tapi dengan unsur-unsur lokal Indonesia yang cukup kental. Pada saat saya ingin membuat komik tentang wayang yaitu Garudayana, tujuan saya adalah agar komik Indonesia bisa dikenal sebagai komik yang berasal dari Indonesia dan mengangkat lokal kontennya. - Apakah ada arti khusus dari judul Garudayana? Apa yang menjadi inspirasi Mas Is untuk memberikan judul tersebut? Kenapa memilih Garuda sebagai maskot? Garudayana saya angkat dari kata Garuda dan Yana, inspirasinya dari Ramayana. Saya memahami arti Ramayana adalah Cerita Rama atau The Tale of Rama. Jadi saya mencoba bereksperimen ingin membuat sebuah epik atau cerita baru dengan karakter sentral Garuda, karena Garuda dikenali oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Jadi dengan demikian saya memberinya judul Garudayana, The Tale of Garuda, atau Hikayat Garuda. - Setelah saya membaca ketiga komiknya, Garudayana ini mengambil setting Mahabarata ya Mas Is? Memang benar, dalam Garudayana settingnya adalah Mahabarata hanya saja tidak menggunakan timeline pakem dari Mahabarata. Di sini saya mencoba mengkisahkan wayang Mahabarata dengan sudut pandang baru.Caranya yaitu membuat karakter baru, tokoh utama perempuan bernama Kinara.
- Kenapa menciptakan karakter utamanya perempuan, Mas Is? Sebenarnya tokoh utamanya Garuda, tapi di volume pertama Kinara ini mempunyai peran besar dalam menemukan telur Garuda. Karena saya melihat Mahabarata didominasi pria. Jumlahnya berlebihn menurut saya. Karena itulah saya mencoba menyeimbangkannya dengan memberikan peran utama pada karakter perempuan yaitu Kinara.
- Bisa diberikan sedikit gambaran mengenai para karakter di Garudayana ini, Mas Is? Kinara sendiri saya gambarkan sebagai gadis muda yang energik, aktif, dan bekerja sebagai pemburu harta karun. Dia menemukan telur Garuda terakhir yang belum menetas di sebuah situs purbakala. Kemudian telur tersebut menetas, muncullah bayi garuda yang dipanggil oleh kinara dengan nama Garu. Di sini saya juga menampilkan tokoh-tokoh Mahabarata lainnya, seperti Gatotkaca, Arjuna, Pandawa dan Kurawa. Tokoh Gatotkaca di Indonesia sendiri sangat populer, padahal di India, penokohan Gatotkaca sangat berbeda. Ada juga tokoh-tokoh pewayangan yang hanya ada di versi Indonesia, contohnya Punakawan. Di
Garudayana, mereka saya tampilkan sebagai tokoh yang cukup kuat, berperan sebagai teman-teman Kinara. Ada juga Antaraja dan Antasena, para saudara Gatotkaca yang saya masukkan di sini.
- Sedikit menyinggung tentang epik wayang itu sendiri, apakah nantinya akan ada karakter-karakter di epik Ramayana yang muncul di Garudayana? Tentang epik wayang, kita mengenal dua epik wayang yakni
Ramayana dan
Mahabarata. Setting
Garudayana adalah di
Mahabarata tepat sebelum perang Bbaratayudha. Jika diurut berdasarkan timeline,
Ramayana muncul terlebih dulu baru ribuan tahun kemudian
Mahabarata.
Ramayana mengisahkan tentang Rama menyelamatkan Shinta yang melawan Dasamuka (ada karakter Hanuman), sementara Mahabarata kisahnya tentang perebutan Kerajaan Astina antara Kurawa dengan Pandawa. Saat saya melakukan riset tentang kisah-kisah tersebut dari berbagai macam versi, saya menemukan hal yang menarik, bahwa ada kesempatan karakter-karakter di epik
Ramayana ter-crossover-kan di
Mahabarata, salah satunya Hanuman. Jadi saya memiliki ide untuk memunculkan Hanuman di
Garudayana, ditunggu saja.
- Apakah saat ini Mas Is sudah mempunyai gambaran bagaimana Garudayana akan berakhir, dan kira-kira akan dibuat sampai berapa volume? Sudah saya ciptakan semenjak awalnya, sudah ada masterplan-nya. Namun dalam proses pembuatannya sndiri, saya sering melakukannya secara spontan. Maksudnya, sudah ada skenarionya, dan ketika menggambar di halaman komiknya, tiba-tiba muncul ide baru yang tidak ada di skenario. Kadang kala mengubah sedikit bagian dari cerita, tapi tetap mengikuti masterplan cerita yang sudah ada tadi. Untuk masalah
Garudayana sampai volume berapa, tentu saja itu semua terganung dari dukungan pembaca. Jika pembaca tetap menginginkannya, maka saya akan terus berjuang. [/caption]
- Apakah selain Garudayana ini, Mas Is punya proyek komik atau proyek lain di luar komik yang sedang dikerjakan? Selain membuat komik, saya berprofesi sebagai pengajar di kampus (jurusan DKV), ilustrator freelance. Namun komik sudah menjadi jalan hidup saya. Untuk proyek lain, saya ada proyek komik lain berupa adaptasi novel, dan juga konsep baru untuk komik online. Proyek komik tersebut berasal dari novel bestseller berjudul
Lima Sentimeter karya Doni Dirgantoro (novel Indonesia), sedangkan untuk komik online tadi adalah konsep baru yang sedang saya persiapkan. Ditunggu saja tanggal mainnya.
- Berapa lama sih waktu yang dibutuhkan Mas Is untuk membuat satu volume Garudayana? Untuk satu volume komik jumlahnya 180 halaman, dan kira-kira membutuhkan waktu efektif pembuatan sekitar tiga sampai lima bulan. [/caption]
- Kalau boleh tahu, bagaimana proses pembuatan komik seorang Is Yuniarto, apa mulai dari satu tema cerita, atau mulai dari menggambar karakter utama, atau bahkan menentukan setting lebih dahulu? Proses pembuatan komik yang biasa saya lakukan berawal dari ide, kemudian dikembangkan menjadi sketsa. Karena saya orang yang lebih suka menggambar daripada menulis, saya lebih mudah mengembangkan sesuatu dr menggmbar sketsa karakternya dulu. Setelah itu masuk ke proses pembuatan storyline, kemudian bisa langsung masuk ke proses pembuatan komiknya. Di komik kita perlu storyboard, mirip seperti film, fungsinya adalah mngatur halaman komik tersebut terutama penempatan panel-panelnya dan alur ceritanya. Baru kemudian masuk ke proses pensil, lalu tinta, lalu toning (kalau komiknya dalam format grayscale) atau proses pewarnaan (kalau komiknya berwarna). [/caption]
- Bagaimana dengan proses editingnya? Yang saya tahu para mangaka di Jepang selalu menunjukkan name (naskah awal) terlebih dahulu ke para editor mereka, kemudian baru mengerjakan naskah asli dari tanggapan para editor, apa hal yang sama juga terjadi di Indonesia? Untuk proses editingnya, itu menjadi tanggung jawab editor. Jadi setelah menggambar storyboard (atau name), kita kirimkan ke penerbit, bisa melalui email atau cara lainnya. Prosesnya juga sama seperti pembuatan manga, editor akan memantau perkembangan karya kita baik dari sisi cerita ataupun dari sisi artwork. Tentunya editor akan membantu dengan merevisi komik yang kita buat.
- Antara jalan cerita dan grafis / teknik gambar, mana yang Mas Is anggap paling penting dalam sebuah komik? Bagi saya, yang lebih penting adalah gambarnya. Sebenarnya sih kedua hal tersebut sama pentingnya, tidak bisa dipisahkan. Tapi kenapa saya lebih mementingkan gambarnya? Karena jika saya sebagai pembaca atau pembeli komik, saat saya ingin membeli komik saya akan melihat covernya dulu. Jika cover-nya menarik maka saya akan beli. Tapi untuk ceritanya, kita bisa mengetahui setelah membacanya atau mendapatkan sedikit gambaran dari sinopsisnya. Pepatah ”Don't judge a book by its cover” saya rasa tidak berlaku untuk komik, karena cover menjadi nilai jual tersendiri dan bisa dikoleksi hehe. [/caption]
- Bagaimana pendapat Mas Is terhadap keberadaan fanbase Garudayana? Tentang fanbase atau penggemar
Garudayana di Indonesia, saya melihatnya luar biasa sekali. Saya membuka kesempatan bagi para pembaca atau penggemar yang suka menggambar, untuk mengirimkan karya mereka (fanart / guest art) yang nantinya saya tampilkan di dalam komiknya. Lalu saya mendapatkan banyak sekali sms yang memberikan dukungan untuk
Garudayana, luar biasa sekali. Terima kasih untuk para pembaca. Dan satu hal lagi yang membuat saya terkejut sekali, itu adalah cosplay. Di suata kesempatan saya melihat di jejaring sosial, ada foto cewek yang cosplay menjadi salah satu karakter
Garudayana, yakni Kinara. Tidak hanya Kinara saja, ternyata teman-temannya juga cosplay menjadi para karakter di
Garudayana! Saya sangat terkejut, dan jujur saja saya terharu. Buat saya itu adalah sebuah kehormatan, sekali lagi terima kasih untuk para pembaca dan penggemar yang sudah meng-cosplay-kan
Garudayana. Itu sebuah kebanggan tersendiri bagi saya dan juga komik Indonesia pada umumnya, karena komik Indonesia sudah mendapatkan pengakuan rasa cinta dari penggemar komik.
- Oh iya kalau tidak salah beberapa waktu lalu desain karakter Gatotkaca dari Garudayana milik Mas Is bisa masuk ke kancah internasional yang diadakan oleh Marvel ya? Bagaimana kelanjutannya Mas? Sebelumnya perlu diluruskan terlebih dahulu. Memang benar saya mengikuti kontes desain karakter superhero dan saya mengikutkan karakter Gatotkaca dari
Garudayana, namun sebetulnya lomba tersebut menjadikan Stanlee dan Todd McFarlane sebagai pihak juri, yang sering kali diasumsikan sebagai Marvel. Jadi kontes tersebut bukan diadakan langsung oleh Marvel. Untuk karakter Gatotkaca sendiri, saya merasa bangga bisa menjadi finalis dan masuk ke lima besar, walaupun kalah. Tapi saya juga senang, karena dengan inilah saya bisa memperkenalkan karakter Gatotkaca, sebagai langkah pijakan saya untuk dikenal di dunia internasional, dan tentunya memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri. [/caption]
- Mungkin bisa diceritakan sedikit mengenai beberapa pencapaian yang berhasil diperoleh oleh Mas Is hingga saat ini? Untuk komik
Wind Rider, pernah dinominasikan dalam ajang Comic Asia Award untuk Best Story dan Best Character. Pada tahun 2010 kemarin desain pesawat dari komik
Wind Rider berhasil mendapatkan penghargaan Best Vehicle Award oleh Wacom Asia. Untuk komik
Garudayana, mendapatkan penghargaan menjadi pilihan pembaca
XY Kids sebagai kategori komik Indonesia terbaik.
- Menurut Mas Is sendiri, apa yang dirasa masih kurang dari para komikus dan komik-komik Indonesia saat ini? Kalau untuk apa yang kurang dari komik-komik Indonesia saat ini, sebetulnya bukan dari masalah teknis karena bisa dipelajari, selain itu aksesnya juga sangat mudah. Alat-alat yang ada sekarang juga lebih modern, terutama dengan software-software saat ini. Kalau untuk hal yang bisa diperbaiki dari para komikus sekarang, saya rasa dari pengembangan karakter. Maksud saya di sini adalah saat kita membuat komik, terutama dari karakternya, apakah kita bisa mengingatnya sampai lima atau bahkan sepuluh tahun lagi. Itu pertanyaan yang patut kita ajukan saat ingin membuat komik atau membuat desain karakternya seperti apa.
- Apakah Mas Is memiliki pesan yang ingin disampaikan dan harapan pada pembaca maupun para komikus muda di Indonesia? Yang perlu diperjuangkan saat ini adalah distribusi komik Indonesia dan awareness. Awareness di sini bisa untuk masing-masing judul tapi juga bisa untuk brand komik Indonesia secara umum. Maksudnya kita tahu seberapa banyak orang yang suka komik di Indonesia, tapi seberapa banyak orang yang membaca dan menyukai komik Indonesia, itu yang perlu kita tahu dan kita perjuangkan, sehingga bisa sama jumlahnya dengan pecinta komik impor. Untuk harapan, saya berharap komik Indonesia bisa lebih maju lagi terutama dengan banyaknya akses-akses digital media seperti media sosial, animasi dan lain sebagainya. Atau mungkin seperti di luar negeri, dimana komik bisa diangkat menjadi game, permainan kartu, atau dalam bentuk film.