Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Antrian Tiket[/caption] Setelah penantian beberapa bulan, Miku Expo Indonesia telah selesai diselenggarakan pada tanggal 28-29 Mei kemarin. Sebelumnya, fans Vocaloid lokal sudah terlebih dahulu diaduk-aduk emosinya oleh berbagai aktivitas negatif di jejaring sosial. Harga tiket yang terlalu mahal memicu sekumpulan orang untuk secara vokal memutuskan menyaksikan acara nanti, via Youtube, memancing kemarahan para fans. Konflik ini pun memanas, satu pihak saling bergantian mengejek satu sama lain, hingga sampai tersiar kabar kalau Indonesia sudah di-blacklist oleh Crypton Corporation, konser Miku akan dibatalkan, dan ini akan menjadi acara Vocaloid pertama dan terakhir di Indonesia. Tapi, apakah itu benar? Lalu bagaimana jalan acaranya sendiri? Hari Pertama Walau pintu baru dibuka jam empat sore, antrean sudah mulai terbentuk sejak siang. Antrean ini kemudian menjadi semakin panjang, meskipun sebenarnya konser baru dimulai pukul setengah delapan. Ada apakah gerangan? Saat pintu acara akhirnya dibuka, pertanyaan ini terjawab. Banyak pengunjung langsung mengantre di stan merchandise untuk membeli pernak-pernik yang ditawarkan. Produk paling menonjol adalah figma Snow Miku yang habis hanya dalam lima belas menit saja. Penulis kebetulan dapat melihat bagaimana kotak-kotak nendoroid ini dengan silih berganti meninggalkan rak, hingga akhirnya penjual terpaksa menempelkan kertas yang menyatakan barang mereka habis. Sayangnya, antusiasme pembeli ini kurang diimbangi dengan kesigapan dan jumlah penjaga stan yang cukup. Para penjaga stan, yang jumlahnya hanya enam orang, dibuat kewalahan dengan arus pembeli yang tak ada habisnya. Alhasil, untuk memperoleh satu glowstick saja penulis terpaksa mengantre satu jam. Salah satu diorama Miku[/caption] Selain stan merchandise, pengunjung bisa melihat diorama sejarah Miku, belajar permainan TCG WeissSchwarz di stan Bushiroad, belanja buku di stan Elex Media, mendengarkan musik di stan KarenT, berfoto bersama patung Miku yang dipahat seukuran manusia, hingga mencoba game Miku untuk ponsel dan tablet. Area ekshibisi ini hanya menggunakan setengah area permukaan AFA, jadi ketika pengunjung mulai berdatangan, kesannya terasa cukup sesak. Antrean untuk konser mulai terbentuk dari pukul enam. Pemegang tiket kemudian dipersilakan masuk sekitar pukul tujuh, dan harus menunggu sekitar setengah jam hingga persiapan selesai. Sembilan puluh persen kursi terisi, menyisakan sedikit di deretan belakang Silver dan deretan belakang Gold. Area berdiri, Bronze, sangat luas dan lega. Saat lampu panggung mulai dipadamkan, konser resmi dimulai. Tak tanggung-tanggung, panitia sudah mempersiapkan lagu populer berirama cepat, Senbonzakura, sebagai pembuka. Lagu keduanya pun merupakan lagu berirama menghentak, Kocchi Muite Baby yang diciptakan oleh komposer Ryo dari grup Supercell. Mungkin ada beberapa fansVocaloid yang bertanya-tanya sebelum acara, apakah “kakak” dan “adik-adik” Miku akan tampil juga? Biar bagaimanapun, hanya Miku yang ditampilkan dalam berbagai media promo, dan hingga acara tak ada yang tahu apakah Rin, Luka, Len, Kaito, dan Meiko akan turut unjuk gigi di panggung juga. Pertanyaan ini terjawab sejak awal konser, di mana nama mereka tampil dalam introduksi, lalu terbukti saat Rin menampakkan diri di lagu ColorfulMelody untuk berduet dengan Miku. Len, Meiko, Luka, dan Kaito juga sempat tampil solo untuk memuaskan penggemar. Len menyanyikan Migikatano Chou dan Fire Flower, Meiko menyanyikan Piano X Forte X Scandal, Kaito membawakan Pane Dhiria dan Thousand Years Solo, sedangkan Luka menyajikan Double Lariat dan Luka Luka Night Fever. Sayangnya, Luka tidak membawakan juga lagu patah hati legendaris, JustBeFriends. Setelah belasan lagu, Miku menyapa penonton dalam bahasa Indonesia dan menyanyikan sebuah lagu berbahasa Indonesia, “'Venus di Ujung Jari,” lagu yang diciptakan oleh komunitas Vocalo.id. Lagu penghujung bagian utama konser adalah Miku no Gekishou, yang disajikan memukau dengan efek asap dan kemunculan sayap di punggung Miku, dilanjutkan salah satu signature song Miku, Melt. Setelah itu sempat ada jeda sekitar lima menit, yang membuat penonton resah. Selama waktu ini, dapat terdengar seruan serentak memanggil nama Miku dan permintaan encore, seakan seisi ruangan tak ingin konsernya berakhir di situ saja. Seruan itu terjawab. Miku kembali ke panggung untuk menyanyikan tiga lagu, yang pertama adalah Tell Your World, yang sangat populer di kalangan pengunjung konser, dilanjutkan dengan Miku Miku Ni Shite Ageru. Sebagai lagu penutup, panitia mempersiapkan lagu bernuansa melankolis: Letter Song dari komposer Doriko. Setelah menyanyikan lagu ini, Miku membungkuk dan melambaikan tangan untuk berterima kasih kepada Fans. Secara keseluruhan, konser ini sangat memuaskan untuk seorang penggemar Vocaloid. Pilihan lagunya sangat bagus, dan sangat familier, kalau kamu adalah pemain Project Divaseries. Tokoh-tokoh utama mereka pun diberikan waktu tampil yang cukup, dengan Miku sebagai bintang utamanya. Tapi konser paling bagus sekalipun bisa jadi hambar dengan interaksi penonton yang buruk. Itu tak saya temui di sini. Sejak lagu pertama, mayoritas penonton riuh bersorak-sorai sambil mengayun-ayunkan glowstick. Intensitas ini tidak berkurang sama sekali selama acara. Para penonton ini pun tanggap dalam menanggapi lagu-lagu yang membutuhkan partisipasi audiens, seperti menyerukan “Kekkyoku mina-sama taningoto” untuk menanggapi Miku di MusundeHiraite, RasetsutoMukuro, bersenandung bersama di Melt dan FireFlower, hingga bernyanyi bersama di lagu seperti Himitsu Keisatsu. Antrian di hari kedua[/caption] Hari Kedua Mengingat acara hari kedua diadakan saat libur, bisa ditebak, jumlah penonton yang hadir pun membludak. Antrean yang tercipta sebelum gerbang dibuka pukul sepuluh sudah mengalahkan antrean saat pukul empat sore di hari sebelumnya. Booth tiket yang kemarin relatif lowong pun dipenuhi antrean, yang tak juga surut hingga sore. Pihak keamanan mencoba menanggulangi peningkatan keramaian dengan turut mengatur arus antrean di stan merchandise. Mereka membagi rapi orang-orang yang ingin membeli produk dalam beberapa barisan, dan menahan terlebih dahulu sebagian di saat rombongan terdepan mulai maju untuk belanja. Hasilnya lumayan. Bila hari sebelumnya penulis membutuhkan satu jam penuh hanya untuk mendapatkan glowstick, waktu menunggu untuk hari kedua ini dipangkas hingga hanya tinggal lima belas menit dan setengah jam walau kerumunannya jauh lebih panjang. Antrean untuk konser juga lebih panjang. Bila hari sebelumnya barisan penonton Bronze/Silver berhenti tepat di pintu masuk bangunan, kali ini barisan ini sampai keluar dari pintu. Dan tentu saja, itu berarti jumlah penonton pun meningkat. Penulis bisa menghitung dengan jari kursi yang tak terisi beberapa saat sebelum acara dimulai. Sebagian kursi itu pun kemudian diisi oleh pendatang yang terlambat datang. Patung Life Sized dari Miku[/caption] Untuk menanggapi tambahan jumlah pengunjung konser ini, panitia meningkatkan kualitas efek visual yang disajikan. Efek asap dan kembang api di lagu-lagu seperti Miku noGekishou dan HimitsuKeisatsu terasa lebih dahsyat dibanding hari sebelumnya. Bahkan kali ini ada tembakan pita konfeti di lagu Melt, yang membuat penonton di kursi depan riuh. Tapi, selain itu, daftar lagu yang disajikan sama persis dengan di hari sebelumnya. Secara keseluruhan stan dan acara yang ada di ekshibisi pun persis dengan acara di hari sebelumnya. Hanya ada satu tambahan, yakni panggung Cosplay and Make Up Experience. Peserta yang telah terlebih dahulu mendaftar via website Miku Expo, dan terpilih, akan dibantu dirias oleh tim profesional untuk bercosplay sesuai karakter favorit mereka. Selain itu ada juga panel konferensi di Ruang Kakaktua dengan pembicara HiroyukiItoh, CEO Crypton, yang hanya disediakan untuk undangan tertentu. Konser ketiga baru dimulai setengah delapan malam. Meski pintunya baru dibuka pukul setengah tujuh, antusiasme pengunjung untuk konser terakhir ini sudah terlihat sejak penulis meninggalkan konser kedua. Antrean sudah terbentuk panjang sejak pukul tiga sore, dan kian memanjang hingga melingkar keluar dari pintu. Saat pintu akhirnya dibuka, para penonton ini pun mengisi penuh jajaran kursi di ruang acara. Saya mengira akan ada pesan khusus di show terakhir ini, tapi ternyata konser berakhir sama seperti dua yang sebelumnya. Secara keseluruhan, acara ini memuaskan bagi fans Vocaloid. Area ekshibisi memang terkesan kecil, dan minim stan untuk dilihat, tapi konten yang disajikan di masing-masing stan terhitung sangat menarik. Walau susunan lagunya persis sama dalam masing-masing show, setiap konser pun disajikan dengan menarik dan mampu memuaskan para penontonnya. Lalu, apakah ini akan benar-benar menjadi Miku Expo pertama dan terakhir di Indonesia? Jawabannya masih tanda tanya, dan itu bukan karena hoax mengenai reaksi fans. Dalam diskusi panel, Mr. Itoh menyampaikan kalau pengadaan acara Miku di luar negeri membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan persiapan yang merepotkan, hingga beliau ragu Miku bisa kembali lagi dalam waktu dekat. Tapi menurut saya pribadi, setelah melihat antusiasme pengunjung di stan merchandise dan konser... kemungkinan untuk expo kedua itu ada, dan sangat besar.