Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jauh sebelum animasi menghiasi layar TV atau PC kamu, Indonesia pernah akrab dengan yang namanya komik. Mulai dari komik barat hingga komik Tiongkok, beberapa pernah terbit di Indonesia, baik secara legal maupun ilegal. Bisa dibilang, pasar komik Indonesia sudah jauh lebih dahulu lahir sebelum industrinya hadir di Indonesia.
Dari situ kita mengenal beberapa seniman komik luar yang karya-karyanya mempengaruhi kehidupan atau bahkan gaya berseni sebagian komukis di Indonesia. Pada artikel kali ini, kami akan mengangkat beberapa nama yang mungkin kamu tidak sadar kalau karya mereka ada di sekitar kita dari lama.
1. Osamu Tezuka
Osamu Tezuka adalah nama besar yang hampir mustahil diabaikan ketika membahas dunia manga dan pengaruhnya secara global. Karya-karyanya seperti Astro Boy, Black Jack, dan Phoenix tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi cetak biru gaya penceritaan visual yang sinematik. Teknik transisi panel yang terinspirasi dari film, cara dia mengembangkan karakter yang kompleks, dan penggunaan narasi emosional yang mendalam telah memengaruhi banyak komikus lokal.
Di Indonesia, gaya penceritaan ala Tezuka dapat dilihat dalam komik-komik remaja dan fantasi. Komikus seperti Is Yuniarto dan Sweta Kartika kerap mengadopsi teknik ini, baik dari segi pengaturan panel maupun pengembangan dunia cerita yang kaya. Tezuka membuktikan bahwa komik bisa menjadi medium bercerita yang mendalam, bukan sekadar hiburan ringan.
Fakta unik dari Tezuka adalah, Disney pernah menjiplak karyanya yang berna Kimba The White Lion. Dari proses "menjiplak" tersebut, Disney melahirkan animasi Lion King yang saat ini sedang "diperah" oleh Disney.
Baca Juga: 5 Fakta Ghost in the Shell, Mega Seri Anime Cyberpunk!
2. Carl Barks
Kami menemukan nama Carls Barks secara tidak sengaja ketika kami membaca ulang komik-komik Donal karya Don Rosa. Dalam ingatan kami, Don Rosa memiliki gaya gambar yang sangat khas, sedangkan pada seri lainnya, Donal Bebek dan keluarga ditampilkan dengan garis yang lebih lembut dan ringan. Siapakah artis komik tersebut?
Jawaban dari pertanyaan ini baru kami dapatkan di tahun 2022. Saat itu sebuah kanal YouTube membahas Carls Barks. Begitu kami lihat videonya, kami tahu kalau dia adalah seniman misterius yang kami cari-cari selama ini.
Carl Barks adalah komikus di balik karakter seperti Scrooge McDuck dan dunia Duckburg yang mendalam. Dengan narasi petualangan yang cerdas, humor keluarga, dan visual yang mudah dikenali, Barks menjadi inspirasi bagi banyak komikus, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, komik humor dan petualangan lokal banyak yang mengambil elemen dari Barks. Cara dia menggambarkan dunia yang penuh detail namun tetap bersifat kartun menjadi inspirasi bagi karya seperti Pak Janggut atau komik anak-anak lainnya. Narasi yang ringan namun penuh makna membuat karyanya abadi di hati pembaca.
3. Akira Toriyama
Kalau kamu pecinta komik yang lahir di tahun 80-an, kamu pasti pernah mencoret-coret buku pelajaranmu dengan gambar-gambar dengan garis keras ala Akira Toriyama.
Artis komik ini terkenal lewat Dragon Ball ini memperkenalkan aksi epik dengan gaya humor yang sulit ditandingi oleh komikus lainnya. Adegan pertarungannya yang eksplosif dan dinamis menjadi inspirasi banyak komikus di dunia, termasuk di Indonesia.
Pengaruh Toriyama terlihat jelas dalam komik-komik Indonesia bertema fantasi dan laga. Adegan aksi yang berfokus pada koreografi serta panel-panel penuh energi menjadi elemen yang sering ditemukan dalam karya lokal. Bahkan, beberapa komikus indie Indonesia mengadaptasi gaya humor khas Toriyama untuk memberikan keseimbangan dalam narasi yang intens.
4. Hergé
Hergé adalah pencipta The Adventures of Tintin, sebuah seri komik yang dikenal dengan gaya ligne claire atau garis bersihnya. Pendekatan visualnya yang detail namun sederhana memudahkan pembaca untuk menikmati cerita tanpa merasa kewalahan dengan visual.
Komikus Indonesia banyak terinspirasi dari Hergé, terutama dalam menciptakan latar yang hidup dan mendukung narasi petualangan. Gaya ini sering terlihat dalam komik-komik petualangan Indonesia yang memadukan cerita dengan latar budaya lokal. Hergé menunjukkan bahwa kesederhanaan dalam visual dapat memberikan dampak besar jika dikombinasikan dengan cerita yang kuat.
5. Stan Lee
Stan Lee adalah ikon di balik kebangkitan komik superhero dunia. Melalui karakter ikonis seperti Spider-Man, Iron Man, dan Hulk, Lee menghadirkan narasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh aspek kemanusiaan, seperti perjuangan melawan rasa takut, tanggung jawab, dan moralitas. Pendekatan ini sangat relevan bagi banyak komikus Indonesia yang ingin membangun pahlawan lokal mereka sendiri.
Komik Indonesia seperti Gundala, Sri Asih, dan Godam kerap dipengaruhi oleh gaya storytelling Marvel. Struktur narasi yang menekankan konflik internal dan hubungan personal, serta gaya aksi yang dramatis, menjadi inspirasi besar bagi banyak komikus. Selain itu, semangat kolaborasi Lee dalam membangun dunia bersama para artis seperti Jack Kirby dan Steve Ditko juga menginspirasi banyak tim kreatif di Indonesia.
6 . René Goscinny & Albert Uderzo
René Goscinny adalah penulis di balik Asterix, komik humor Prancis yang terkenal dengan sindiran budaya dan karakter-karakter unik. Ceritanya yang ringan namun penuh makna memberikan inspirasi besar kepada komikus yang ingin menciptakan cerita humor dengan sentuhan lokal.
Albert Uderzo, ilustrator Asterix, memberikan standar tinggi dalam menggambar ekspresi karakter dan adegan aksi komikal. Gaya ilustrasinya yang penuh detail dan hidup menjadi inspirasi bagi banyak seniman komik dunia.
Komikus Indonesia sering mengadopsi pendekatan Goscinny dan Uderzo, dalam menciptakan karakter yang ikonik, cerita yang merakyat, dan visual yang menarik. Karya-karya humor dan petualangan lokal banyak belajar dari cara keduanya menyampaikan cerita melalui ilustrasi.
7. Pierre Culliford
Pierre Culliford, yang dikenal sebagai Peyo, menciptakan The Smurfs dengan kombinasi humor, petualangan, dan pesan moral yang dalam. Dunia Smurf yang penuh warna menjadi inspirasi bagi komik anak-anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Komikus Indonesia yang menggarap cerita anak sering terinspirasi oleh gaya Peyo dalam menciptakan karakter yang mudah diingat dan dunia yang penuh fantasi. The Smurfs menunjukkan bahwa cerita sederhana bisa meninggalkan dampak besar.
8. Tsukasa Hojo
Tsukasa Hojo adalah kreator terkenal dari Jepang yang menghasilkan karya ikonis seperti City Hunter dan Cat’s Eye. Dengan perpaduan cerita kriminal, drama emosional, dan sentuhan komedi, Hojo menghadirkan gaya narasi yang kompleks namun mudah dinikmati. Ia dikenal dengan karakterisasi mendalam, latar kota yang realistis, dan seni visual yang detail.
Salah satu elemen khas dari karya Hojo adalah keseimbangan antara aksi intens dan momen humor yang menghidupkan cerita. Karakter utama dalam City Hunter, Ryo Saeba, adalah contoh sempurna dari protagonis dengan dimensi kompleks: seorang penembak ulung dengan jiwa pelindung yang kuat namun sering menunjukkan sisi komikalnya.
Komikus Indonesia banyak belajar dari pendekatan Hojo ini, terutama dalam membangun karakter yang relatable dan kuat secara emosional.
9. Jack Kirby
Jack Kirby dikenal sebagai The King of Comics berkat kontribusinya yang monumental terhadap dunia komik superhero. Bersama Stan Lee, ia menciptakan banyak karakter Marvel seperti Fantastic Four, Thor, dan X-Men, serta membangun DC Universe dengan New Gods. Gaya Kirby yang dinamis, penuh energi, dan sangat ikonik menjadi cetak biru bagi ilustrasi superhero di seluruh dunia.
Kirby menginspirasi komikus Indonesia yang menggarap genre superhero seperti Gundala dan Godam. Gaya visual Kirby, terutama penggunaan perspektif dramatis dan gerakan yang terasa hidup, menjadi referensi penting dalam menggambarkan adegan aksi. Selain itu, visinya tentang dunia yang penuh fantasi namun tetap membumi memengaruhi penciptaan cerita pahlawan super lokal.
10. Don Rosa
Don Rosa adalah penerus sejati Carl Barks dalam dunia komik Disney. Melalui karya seperti The Life and Times of Scrooge McDuck, Rosa membawa kedalaman narasi dan latar sejarah yang jarang terlihat dalam komik anak-anak. Ia dikenal karena gaya visual yang detail dan cerita yang kaya informasi, menjadikannya legenda di dunia komik.
Gaya Rosa yang kasar tetapi detail, membuat semua adegan rosa menempel dengan keras di ingatan pembacanya. Walaupun mungkin tidak banyak artis Indonesia yang sadar akan keberadaan Don Rosa, tetapi banyak sekali orang-orang yang mengingat gaya gambar beliau yang istimewa.
Bisa dibilang Don Rosa adalah artis kelas wahid yang pengaruh gambarnya masih menempel di ingatan banyak orang. Terutama yang masa kecilnya diisi dengan komik Donal Bebek yang diterbitkan secara mingguan.
Kesepuluh komikus ini telah membuka jalan bagi perkembangan industri komik atau pop culture di Indonesia. Dari pahlawan super hingga cerita humor dan fantasi, warisan mereka memperkaya industri lokal dan membentuk seni Indonesia menjadi lebih beragam dan berkualitas. Siapa di antara kamu yang pernah membaca karya mereka?
Baca Juga: 10 Detektif Anime Cewek Terbaik, Dari Akane Sampai Motoko!